Turis Muslim Apresiasi Pariwisata Thailand

Thailand mencatatkan rekor baru untuk kunjunga wisatawan pada 2018 yakni sebanyak 38,2 juta wisatawan. Pada 2019, pemerintah Thailand mengharapkan kunjungan 41 juta wisatawan. Salah satu sektor yang dapat mewujudkan target ini adalah pariwisata halal.

Sebuah survei tahunan terbaru oleh Mastercard dan CrescentRating menemukan bahwa Thailand adalah salah satu tujuan liburan utama bagi umat Islam. Ditemukan bahwa sekitar 3,6 hingga 3,7 juta Muslim mengunjungi Thailand tahun lalu, terhitung hampir 10 persen dari total kedatangan internasional.

Menurut Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019, Thailand berada di peringkat kedua di antara 10 tujuan wisata pilihan umat Islam di antara negara-negara di luar Organisasi Kerjasama Islam (OIC) dengan skor 57, di belakang Singapura dengan 65. Thailand juga berada di peringkat 18 dari 130 tujuan bagi Muslim di seluruh dunia.

Hal ini bisa menjadi besar bagi Thailand di mana sebagian besar produk domestik bruto (PDB) berasal dari pariwisata. Menurut Kementerian Pariwisata dan Olahraga, pariwisata memberikan kontribusi 17,7 persen terhadap PDB Thailand pada 2016 dan 16,7 persen pada 2015. Sementara itu, dalam sebuah laporan yang keluar pada Januari, kementerian menyatakan bahwa penerimaan turis asing secara langsung menyumbang sekitar 12 persen dari PDB Thailand .

Laporan GMTI menggunakan kriteria dari model CrescentRating ACES untuk mempertimbangkan empat pengukuran utama: layanan, lingkungan, komunikasi dan akses untuk mengevaluasi setiap tujuan.

Mempertimbangkan kontribusi signifikan dari pariwisata dan fakta bahwa mengundang lebih banyak turis Muslim tampaknya menjadi pilihan yang layak untuk Thailand. Thailand sebaiknya memperhatikan prospek pariwisata halal. Menurut GMTI, pasar perjalanan Muslim diperkirakan bernilai US$220 miliar pada tahun 2020 dengan 160 juta wisatawan, naik 36 persen menjadi US$300 miliar dengan 230 juta pelancong pada tahun 2026.

Selain itu, statistik dari Pew Research Center menemukan bahwa jumlah Muslim di seluruh dunia diperkirakan akan terus meningkat menjadi 24,9 persen pada tahun 2020, 26,5 persen pada tahun 2030, 28,1 persen pada tahun 2040, dan 29,7 persen pada tahun 2050. Islam menjadi negara dengan pertumbuhan penganut terbesar kedua setelah kristen. Umat Islam juga diprdiksi melebihi jumlah umat Hindu di wilayah Asia Pasifik pada tahun 2030.

Kementerian Pariwisata dan Olahraga di sana telah meluncurkan proyek untuk mengembangkan pariwisata dan layanan halal. Seorang sumber mengungkapkan bahwa kementerian telah mempekerjakan Sasin Graduate Institute of Business Administration di Chulalongkorn University. Bagian dari tanggung jawab meneliti tentang tuntutan wisatawan Muslim dan perilakunya untuk merancang produk dan layanan pariwisata agar sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi kriteria halal.

Idenya adalah untuk memperkenalkan setidaknya empat rute perjalanan dan menggunakannya sebagai pilot untuk mengembangkan tujuan halal lainnya. Sebuah buku panduan akan diproduksi. Buku ini berisi  perjalanan diperlukan untuk keterangan rute tujuan wisata, hotel, restoran, masjid dan produk dari komunitas Muslim.

Sasin akan mengadakan kursus pelatihan pariwisata halal untuk operator pariwisata dan instansi pemerintah dan swasta terkait untuk sekitar 700 peserta secara nasional. Departemen mengharapkan proyek akan selesai pada pertengahan September. (theaseanpost)

Share: