Menteri Kebudayaan dan Seni Rupa Kamboja menuduh Wat Phu Man Fah di Thailand merupakan tiruan Angkor Wat yang terang-terangan dan tidak etis.
Bangkok, Suarathailand- Otoritas Thailand membantah tuduhan Kamboja yang menyebut kuil Budha Wat Phu Man Fah di Buri Ram Thailand merupakan tiruan yang tidak etis dari Angkor Wat yang terkenal.
Perselisihan diplomatik meletus pada hari kelima sidang ke-47 Komite Warisan Dunia, yang diadakan untuk meninjau status konservasi situs-situs warisan di kawasan Asia-Pasifik.
Menteri Kebudayaan dan Seni Rupa Kamboja, Phoeurng Sackona, menyampaikan kekhawatirannya dalam sidang tersebut pada hari Kamis. Ia mengklaim Wat Phu Man Fah di Thailand merupakan tiruan Angkor Wat yang terang-terangan dan tidak etis.
Kamboja menuduh kuil tiruan tersebut merusak Nilai Universal Luar Biasa Angkor Wat dan menciptakan preseden berbahaya bagi Situs Warisan Dunia lainnya.
Ia mendesak UNESCO dan badan penasihatnya untuk menyelidiki masalah ini secara resmi.
Sihasak Phuangketkeow, ketua delegasi Thailand, dengan tegas menolak tuduhan tersebut. Ia menyatakan kekecewaan dan keterkejutannya atas pernyataan yang dilontarkan oleh ketua delegasi Kamboja.
Ia menegaskan isu tersebut tidak pantas diangkat dalam forum Warisan Dunia yang didedikasikan untuk pelestarian budaya. Ia mengatakan tuduhan tersebut bermotif politik.
“Thailand sangat yakin bahwa warisan budaya harus mendorong saling pengertian dan kerja sama — bukan perpecahan,” kata Sihasak.
Ia menegaskan Wat Phu Man Fah adalah kuil Buddha yang terinspirasi oleh gaya arsitektur Buddha tradisional Thailand yang diambil dari berbagai situs bersejarah di Thailand, dan bukan replika Angkor Wat seperti yang dituduhkan.
Ia mengatakan Thailand terbuka untuk diskusi bilateral dengan Kamboja mengenai masalah ini, sejalan dengan komitmen para pemimpin kedua negara untuk memperkuat hubungan bertetangga. Sebuah kelompok kerja gabungan telah diusulkan oleh kedua pemerintah untuk mengatasi masalah ini, tambahnya.
Menurut para pejabat Thailand, delegasi Thailand mengakui laporan bahwa Kamboja telah berupaya melobi negara-negara anggota lain dan mendorong isu ini di dalam UNESCO dan Komite Warisan Dunia, tetapi gagal mendapatkan dukungan. Sebagian besar anggota komite memandang masalah ini lebih tepat untuk dibahas secara bilateral daripada debat internasional.
Menyusul pernyataan Sackona, para pejabat Kamboja segera mengunggah klaim mereka di halaman Facebook resmi mereka.