>Stimulus ini memperkenalkan potongan pajak penghasilan pribadi berjenjang untuk perjalanan domestik, yang memungkinkan pengurangan hingga 20.000 Baht dengan insentif yang lebih tinggi untuk mengunjungi kota-kota sekunder.
>Instansi pemerintah diberi mandat untuk mempercepat pengeluaran dengan mencairkan 60% anggaran seminar dan pelatihan mereka, menyuntikkan sekitar 6 miliar baht ke dalam perekonomian hingga Januari 2026.
>Untuk meningkatkan kualitas akomodasi, hotel-hotel di kota-kota sekunder akan menerima pengurangan pajak berganda atas biaya renovasi untuk peningkatan seperti AC dan panel surya.
Bangkok, Suarathailand- Kabinet Ekonomi pemerintah Thailand telah menyetujui paket stimulus fiskal substansial yang bertujuan memulihkan sektor pariwisata negara yang sedang lesu dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.
Kementerian Keuangan dijadwalkan untuk mengusulkan paket tersebut kepada seluruh Kabinet minggu depan.
Pengumuman ini menyusul pertemuan pertama Kabinet Ekonomi di bawah pemerintahan Perdana Menteri Anutin Charnvirakul pada hari Rabu, yang diselenggarakan untuk menyelesaikan arah kebijakan ekonomi selama empat bulan mendatang.
Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Keuangan Ekniti Nitithanprapas menegaskan bahwa stimulus tersebut sangat dibutuhkan, mengingat pariwisata domestik telah terkontraksi sebesar 8% selama delapan bulan terakhir.
Ia memperkirakan langkah-langkah ekonomi akhir tahun ini akan berkontribusi tambahan 0,4% terhadap pertumbuhan PDB.
Tiga Pilar Stimulus Pariwisata
Paket pariwisata komprehensif ini terdiri dari tiga komponen utama:
Rabat Pajak Berjenjang: Individu berhak atas pengurangan pajak penghasilan pribadi hingga 20.000 baht untuk biaya perjalanan. Pengurangan ini akan ditetapkan sebesar 1x untuk perjalanan ke kota-kota besar, tetapi akan ditingkatkan menjadi 1,5x untuk perjalanan dalam rangka mempromosikan kota-kota sekunder. Kebijakan ini akan berlaku efektif mulai 29 Oktober hingga 15 Desember 2025.
Percepatan Belanja Sektor Publik: Kabinet mengamanatkan bahwa instansi pemerintah pusat, badan usaha milik negara, dan badan administratif daerah harus mencairkan 60% dari anggaran seminar dan pelatihan yang dialokasikan—dengan total sekitar 6 miliar baht—pada Januari 2026. Suntikan dana cepat ini dimaksudkan untuk merangsang ekonomi jasa lebih cepat daripada pengeluaran pada kuartal ketiga atau keempat pada umumnya.
Insentif Renovasi Hotel: Untuk meningkatkan kualitas akomodasi di kota-kota sekunder, hotel dan penginapan akan diberikan pengurangan pajak ganda (2x) atas biaya renovasi. Keringanan ini, yang tersedia hingga Maret 2026, mencakup biaya terkait peningkatan seperti pemasangan AC, panel surya (untuk keberlanjutan), dan pemasangan sistem pengolahan air limbah.
Kementerian Keuangan juga sedang meninjau proposal terpisah dari Kamar Dagang yang akan memungkinkan badan usaha untuk mengurangi biaya perjalanan domestik karyawan. Secara terpisah, pemerintah sedang mempertimbangkan langkah untuk memangkas pajak tempat hiburan dari 10% menjadi 5% guna mendorong operator memasuki sistem perpajakan formal.
Menangani Krisis Pencairan Anggaran
Fokus utama pertemuan tersebut adalah tingkat pencairan anggaran nasional yang secara historis rendah.
Tahun lalu terjadi surplus yang belum pernah terjadi sebelumnya, yaitu lebih dari 300 miliar baht yang belum dicairkan, dengan belanja investasi hanya mencapai 65%.
Untuk anggaran 2026 (lebih dari 3,78 triliun baht), pemerintah telah menetapkan target baru yang agresif: 93% untuk anggaran umum dan 75% untuk anggaran investasi modal.
Target-target ini akan ditetapkan sebagai Indikator Kinerja Utama (KPI) bagi para pimpinan seluruh instansi pemerintah, dengan Sekretaris Jenderal Kabinet memantau kepatuhannya setiap bulan.