Thailand mendesak ASEAN untuk mengatasi kejahatan daring; negara-negara sepakat untuk melakukan aksi bersama yang kuat di tengah dampak global terhadap jutaan orang dan meningkatnya ancaman sosial dan ekonomi.
Malaysia Suarathailand- Menteri Luar Negeri Thailand Maris Sangiampongsa yang saat ini sedang berkunjung ke Malaysia untuk menghadiri Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) ke-58 dan Pertemuan Terkait, pada hari Jumat (11 Juli 2025) menyoroti kekuatan utama kerangka kerja ASEAN—kekuatannya dalam mengadakan pertemuan.
Ia menekankan ASEAN terus menjadi platform tepercaya yang mampu mempertemukan negara-negara untuk dialog yang bermakna, terutama di saat-saat kritis di panggung global.
Selama pertemuan tahun ini, ASEAN terlibat dalam diskusi dengan mitra dialog utama termasuk Tiongkok, Australia, Kanada, India, Selandia Baru, Jepang, Rusia, dan Amerika Serikat.
Menteri Maris juga berkesempatan untuk menjadi ketua bersama Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN–Republik Korea (ASEAN–ROK) dalam kapasitasnya sebagai Koordinator Negara untuk hubungan ASEAN–ROK.
Di antara dua isu utama yang diangkat Thailand selama diskusi dengan mitra dialognya, Maris berfokus pada meningkatnya ancaman kejahatan transnasional, khususnya penipuan daring, penipuan siber, dan kejahatan siber.
Ia menekankan bahwa bentuk-bentuk aktivitas kriminal ini menimbulkan tantangan serius dan telah memicu kekhawatiran yang semakin meningkat dari berbagai negara, termasuk Tiongkok, India, Jepang, Australia, Kanada, Rusia, dan Korea Selatan.
Kejahatan semacam itu telah memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, mengganggu keamanan publik, melemahkan keamanan ekonomi, dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Menteri Maris menekankan bahwa negara-negara mitra secara bulat mengakui perlunya memperkuat kerja sama dan mengambil tindakan konkret yang terkoordinasi untuk memerangi ancaman lintas batas ini secara efektif.
Maris juga menegaskan kembali komitmen ASEAN untuk menegakkan sistem perdagangan yang bebas, adil, terbuka, dan berbasis aturan yang didukung oleh multilateralisme.
Ia menegaskan kesiapan Thailand untuk bekerja sama secara erat dengan semua negara mitra guna mengatasi masalah terkait perdagangan yang timbul akibat pergeseran lanskap geoekonomi global.
Ini termasuk upaya untuk memperkuat ketahanan rantai pasokan, memprioritaskan pembangunan berkelanjutan, mempromosikan transisi hijau, dan memastikan bahwa pertumbuhan tidak meninggalkan siapa pun.