HIMARS digunakan dalam latihan militer yang bertujuan meningkatkan kemampuan Taiwan melawan ancaman dari Tiongkok.
Taiwan, Suarathailand- Taiwan telah mulai mengerahkan senjata serang terbarunya dan paling presisi, roket kaliber tinggi dari Amerika Serikat, sebagai bagian dari latihan tembak langsung tahunannya untuk meningkatkan kemampuan pulau itu dalam melawan potensi serangan dari Tiongkok.
Pada hari Sabtu, dua truk lapis baja dengan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) terlihat bermanuver di sekitar kota Taichung di dekat pantai tengah Taiwan, pada hari keempat dari 10 hari latihan Han Kuang, latihan tahunan terlengkapnya, menurut kantor berita Reuters.
Juru bicara militer Kolonel Chen Lian-jia mengatakan sangat penting untuk menyembunyikan HIMARS dari pengintaian udara musuh, satelit, "atau bahkan operasi musuh di belakang garis kita" hingga perintah untuk menembak diberikan.
Tiongkok menganggap Taiwan sebagai provinsinya sendiri dan telah lama mengancam akan menggunakan kekuatan untuk menempatkannya di bawah kendali Beijing.
Selama lima tahun terakhir, Tiongkok telah meningkatkan tekanan di sekitar pulau itu, menggelar serangkaian latihan perang intensif dan patroli angkatan laut dan udara harian di sekitar wilayah tersebut.
Awal pekan ini, Kementerian Pertahanan Nasional Tiongkok mengatakan latihan Han Kuang "tidak lain hanyalah tipuan dan tipu daya". Kementerian Luar Negeri Tiongkok menambahkan penentangannya terhadap hubungan militer AS-Taiwan "konsisten dan sangat tegas".
Pada hari Kamis, Presiden Taiwan William Lai Ching-te mengatakan latihan tersebut dilakukan berdasarkan "latihan tempur berskala besar dan realistis".
Tahun lalu, Taiwan menerima 11 dari 29 unit HIMARS pertama, dan mengujinya untuk pertama kalinya pada bulan Mei.
Senjata-senjata tersebut, yang memiliki jangkauan sekitar 300 km (190 mil), berpotensi menyerang target pesisir di provinsi Fujian di selatan Tiongkok, di seberang Selat Taiwan.
Meskipun Amerika Serikat, pemasok persenjataan pertahanan impor terbesar Taiwan, terikat oleh hukum untuk menganggap ancaman terhadap negara tersebut sebagai "kekhawatiran utama", masih belum jelas apakah Washington, DC, di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, akan mengerahkan pasukan untuk melawan kemungkinan serangan Tiongkok.
Reuters melaporkan, mengutip pejabat militer senior Taiwan yang tidak disebutkan namanya, bahwa latihan tersebut tidak direncanakan dan dirancang untuk mereplikasi kondisi pertempuran penuh, dimulai dengan simulasi serangan musuh dan skenario invasi.
Latihan tersebut bertujuan untuk menunjukkan kepada Tiongkok dan komunitas internasional, termasuk AS, bahwa Taiwan bertekad untuk mempertahankan diri dari setiap serangan Tiongkok, kata para pejabat tersebut.