Prancis Kecam Tarif Impor 30% AS untuk Eropa, Serukan Aksi Balasan

Prancis dorong Komisi Eropa menunjukkan ketegasan dalam menjaga kepentingan Eropa secara konsisten dan tegas.


X, Suarathailand- Presiden Prancis Emmanuel Macron menolak keras atas tarif impor 30 persen Amerika Serikat terhadap Uni Eropa. Prancis menyerukan percepatan penyusunan langkah balasan yang kredibel.

"Bersama Presiden Komisi Eropa, Prancis menyuarakan penolakan keras atas pengumuman tarif horizontal sebesar 30 persen untuk ekspor Uni Eropa ke Amerika Serikat mulai 1 Agustus," tulis Macron melalui akun X.

Ia menegaskan kembali pentingnya Komisi Eropa untuk menunjukkan ketegasan dalam menjaga kepentingan Eropa secara konsisten dan tegas.

"Hal ini berarti mempercepat penyusunan langkah-langkah balasan yang kredibel, dengan memanfaatkan seluruh instrumen yang dimiliki, termasuk mekanisme anti-koersi (anti paksaan), apabila tidak ada kesepakatan yang dicapai sebelum 1 Agustus," tambah Macron.

Ia juga menyampaikan dukungan penuh Prancis terhadap jalannya negosiasi yang akan “diintensifkan” guna mencapai kesepakatan bersama sebelum tenggat waktu tersebut.

Kesepakatan itu diharapkan mencerminkan rasa saling menghormati yang semestinya dimiliki antara mitra dagang seperti Uni Eropa dan Amerika Serikat, yang saling berbagi kepentingan serta rantai nilai yang terintegrasi.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan Amerika Serikat akan memberlakukan tarif 30 persen ;terhadap barang-barang dari Uni Eropa dan Meksiko mulai 1 Agustus.

Kebijakan tersebut membahayakan perundingan dagang AS-Uni Eropa, yang semula ditargetkan rampung bulan ini.

Dalam unggahan di platform Truth Social, Trump membagikan surat kepada Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum, yang berisi pengumuman tarif baru tersebut.

Menanggapi hal itu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan kesiapan untuk bekerja menuju kesepakatan dengan AS sebelum 1 Agustus, serta berjanji akan mengambil semua langkah yang diperlukan guna melindungi kepentingan Uni Eropa, termasuk opsi balasan yang sepadan.

Share: