Kamboja telah mendesak warganya untuk pulang, dengan alasan melimpahnya peluang kerja di Kamboja, menyusul ketegangan perbatasan dengan Thailand yang kembali memanas.
Bangkok, Suarathailand- PM Anutin mengizinkan pengungsi Myanmar bekerja di Thailand, menekankan pendekatan kemanusiaan dan mengirimkan pesan kepada Kamboja terkait ketergantungan pada tenaga kerja.
Perdana Menteri Anutin Charnvirakul pada hari Rabu menandai hari pertama kebijakan baru yang mengizinkan pengungsi Myanmar bekerja di Thailand dengan mengirimkan pesan tegas kepada Kamboja bahwa negara tersebut tidak akan menghadapi kekurangan tenaga kerja tanpa pekerja Kamboja.
Resolusi Kabinet, yang mulai berlaku pada hari Rabu, mengizinkan pengungsi Myanmar untuk meninggalkan kamp mereka dan bekerja sebagai buruh hingga satu tahun.
“Hari-H ini penting untuk menunjukkan kepada masyarakat internasional bahwa kami memiliki pendekatan kemanusiaan terhadap pengungsi,” kata Anutin.
“Siapa pun yang memenuhi peraturan, persyaratan, dan mematuhi hukum kami akan diberi kesempatan untuk bekerja.”
Tanpa menyebut Kamboja secara langsung, Anutin mengatakan kebijakan baru ini juga membawa pesan kepada negara tetangga Thailand.
"Ini akan mengirimkan pesan kepada negara yang bermasalah dengan kami: jangan pernah berpikir Thailand akan kekurangan tenaga kerja. Tidak, kami tidak kekurangan pekerja," tegasnya.
Pemerintah Kamboja telah mendesak warganya untuk pulang, dengan alasan melimpahnya peluang kerja di Kamboja, menyusul ketegangan perbatasan dengan Thailand yang kembali memanas.
Anutin menambahkan bahwa pengungsi Myanmar yang terdaftar sebagai pekerja akan dianggap sebagai pekerja sah yang berhak atas kesejahteraan berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Ketenagakerjaan. Ia menekankan bahwa pemberi kerja harus menjamin perlakuan yang adil, termasuk tunjangan kesejahteraan, kualitas hidup, asuransi, dan dana sesuai dengan hukum.