Kebrutalan Kelompok BRN dan Gema Masyarakat di Perbatasan Thailand Selatan

Nabi Muhammad (saw) telah memerintahkan umat Islam untuk menghindari menyakiti orang yang tidak bersalah, baik dalam perang maupun damai. Membunuh satu orang yang tidak bersalah sama saja dengan membunuh seluruh dunia. 


Suarathailand- Selama beberapa tahun terakhir, kerusuhan di tiga provinsi perbatasan selatan, Yala, Pattani, dan Narathiwat, terus berlanjut. Terutama akibat tindakan kelompok pemberontak yang menamakan diri Kelompok Barisan Nasional (BRN), yang telah menyebabkan kerugian, ketakutan, dan penderitaan yang tak termaafkan bagi orang-orang tak berdosa. Kekerasan ini tidak hanya menghancurkan nyawa dan harta benda, tetapi juga mengganggu perdamaian sosial dan mengikis kepercayaan masyarakat setempat.

BRN kerap melakukan aksi kekerasan, seperti pengeboman di pusat kota, penyergapan terhadap pejabat pemerintah, atau penjarahan properti untuk menggalang dana bagi kegiatan mereka. Peristiwa-peristiwa ini mencerminkan kebrutalan dan kurangnya rasa kasih sayang terhadap sesama manusia, baik anak-anak, perempuan, maupun lansia, yang semuanya menjadi korban kekerasan tanpa pandang bulu.

Sering kali, orang-orang tak berdosa diserang hanya karena mereka dicurigai bekerja sama dengan pihak berwenang atau hanya karena mereka tidak setuju dengan ideologi BRN. Ekstremisme semacam itu jelas merupakan pelanggaran ajaran Islam, yang sejatinya mengajarkan umatnya untuk menghormati nyawa manusia dan tidak menyakiti orang lain.

Masyarakat Yala muak dan putus asa dengan BRN. Masyarakat Yala saat ini muak dan marah dengan tindakan BRN yang telah menyebabkan serangan berulang kali. Banyak keluarga kehilangan orang yang dicintai dan hidup dalam ketakutan setiap hari. Banyak yang takut keluar rumah untuk mencari nafkah di malam hari. Sekolah-sekolah ditutup sementara. Pura, masjid, dan pasar lesu. Cara hidup sederhana penduduk setempat telah hancur total.

“Kami tidak tahu harus berbuat apa selain berdoa agar perdamaian kembali,” kata seorang warga Yala, mencerminkan keputusasaan masyarakat yang hidup di tengah ketidakpastian dan suara bom yang dapat meledak kapan saja.

Dampaknya telah menyebar ke semua dimensi. Kekerasan yang terus-menerus dari kelompok BRN tidak hanya memengaruhi keamanan tetapi juga menghancurkan struktur sosial, ekonomi, dan pendidikan di wilayah tersebut. Anak-anak kehilangan kesempatan belajar, pedagang kehilangan pendapatan dari perdagangan mereka, dan wisatawan takut bepergian. Daerah yang dulu kaya akan budaya dan keramahan penduduknya kini menjadi tempat yang penuh kecurigaan.

Ini merupakan pelanggaran berat terhadap ajaran Islam. Apa yang dilakukan BRN sepenuhnya bertentangan dengan ajaran Islam. Islam mengajarkan manusia untuk hidup berdampingan secara damai, menghormati kehidupan orang lain, dan menjauhi kehancuran. 

Nabi Muhammad (saw) telah memerintahkan umat Islam untuk menghindari menyakiti orang yang tidak bersalah, baik dalam perang maupun damai. Membunuh satu orang yang tidak bersalah sama saja dengan membunuh seluruh dunia. Ini adalah prinsip suci yang telah diinjak-injak oleh BRN tanpa takut akan dosa.

Solusi perdamaian adalah apa yang paling diinginkan penduduk setempat, bukan balas dendam, melainkan "perdamaian". Penduduk Yala dan provinsi sekitarnya ingin anak-anak mereka tumbuh dalam masyarakat yang aman dan kembali ke kehidupan yang sederhana. 

Menciptakan perdamaian membutuhkan kerja sama dari semua pihak, termasuk pejabat pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan masyarakat umum. Mereka harus bekerja sama untuk melawan ideologi-ideologi kekerasan dan mencegah BRN memengaruhi atau menghancurkan masyarakat lagi.

Kebrutalan kelompok BRN tidak hanya menyebabkan hilangnya nyawa dan harta benda, tetapi juga telah sangat melukai jiwa masyarakat setempat. Tindakan-tindakan ini merupakan pelanggaran berat terhadap agama dan moralitas. 

Sudah saatnya bagi masyarakat untuk bersatu, melawan kekerasan, dan bekerja sama untuk membangun kembali provinsi-provinsi perbatasan selatan sebagai tanah yang damai. "Tidak ada agama yang mengajarkan kita untuk membunuh orang tak bersalah – hanya hati yang telah kehilangan yang dapat melakukannya."

Share: