Kamboja Mulai Tarik Persenjataan Berat dari Perbatasan Berdasarkan Tahap 1 Perjanjian Damai

Kamboja telah mulai menarik peluncur roket BM-21, Tipe 90, dan howitzer 155 mm dari Provinsi Preah Vihear dan Oddar Meanchey berdasarkan perjanjian RBC Tahap 1.


Kamboja, Suarathailand- Kamboja telah mulai menarik artileri beratnya dari wilayah perbatasan Provinsi Preah Vihear dan Oddar Meanchey sesuai dengan tahap pertama perjanjian Komite Perbatasan Regional (RBC) yang dicapai bersama dengan Thailand.

Menurut laman Angkatan Darat, pada pukul 18.00 hari Jumat (1 November), Kementerian Pertahanan Kamboja melaporkan bahwa pasukan Angkatan Darat Kerajaan Kamboja telah memindahkan howitzer swagerak SH-1 155 mm dan peluncur roket ganda Tipe 90 122 mm dari posisi terdepan di Oddar Meanchey. 

Persenjataan tersebut sedang diangkut kembali ke pangkalan asalnya sebagai bagian dari rencana Tahap 1 untuk menarik persenjataan berat dari zona perbatasan yang disengketakan.

Operasi penarikan ini dilakukan di bawah pengawasan dan verifikasi Tim Pengamat ASEAN (AOT), yang ditunjuk bersama oleh kedua negara.

Surat kabar Kamboja, KPT English, juga melaporkan bahwa penempatan kembali senjata berat ini menandai tahap pertama dari upaya demiliterisasi terkoordinasi dengan Angkatan Darat Thailand di sepanjang perbatasan Preah Vihear–Oddar Meanchey.

Tahap 1 dari rencana penarikan bersama, yang disetujui oleh RBC, secara resmi dimulai pada 1 November 2025. Rencana ini berfokus terutama pada senjata Kategori A, termasuk peluncur roket ganda, yang sedang dipindahkan dari zona perbatasan yang disengketakan ke pangkalan masing-masing di bawah pengawasan ASEAN.

Rekaman dari lokasi kejadian menunjukkan konvoi howitzer gerak sendiri SH-1, peluncur roket Tipe 90, dan sistem BM-21 (juga dikenal sebagai Tipe 81)—senjata buatan Tiongkok yang pernah digunakan oleh pasukan Kamboja di dekat perbatasan. BM-21 sebelumnya ditembakkan ke wilayah Thailand dalam bentrokan sebelumnya, yang mengakibatkan beberapa warga sipil tewas.

Share: