Tentara Kerajaan Thailand (RTA) mengumumkan pasukan dan persenjataannya sepenuhnya siap untuk melakukan operasi militer guna mempertahankan negara dari kemungkinan serangan Kamboja.
Bangkok, Suarathailand- Tentara Kerajaan Thailand mengumumkan kesiapan penuh untuk mempertahankan negara menyusul perintah Dewan Keamanan Nasional, yang menemukan pasukan Kamboja menanam ranjau darat baru di Si Sa Ket.
Tentara Kerajaan Thailand (RTA) pada hari Selasa mengumumkan pasukan dan persenjataannya sepenuhnya siap untuk melakukan operasi militer guna mempertahankan negara dari kemungkinan serangan Kamboja.
Juru bicara RTA, Mayor Jenderal Winthai Suvaree, mengatakan angkatan darat siap, baik dari segi personel maupun persenjataan, untuk menjaga wilayah nasional sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan Nasional (NSC) dan arahan dari Kementerian Pertahanan.
Winthai membuat pengumuman tersebut pada Selasa sore setelah NSC mengadakan rapat darurat sebelumnya dan memutuskan untuk menangguhkan implementasi deklarasi bersama antara perdana menteri Thailand dan Kamboja untuk membangun kembali perdamaian.
Resolusi tersebut muncul sebagai tanggapan atas insiden ranjau darat yang menyebabkan empat tentara Thailand terluka saat berpatroli di perbatasan di distrik Kantharalak, Si Sa Ket, pada Senin pagi.
Militer Thailand menyebut ranjau tersebut baru saja ditanam oleh pasukan Kamboja yang telah menyeberang ke wilayah Thailand.
Winthai menepis klaim Kamboja bahwa ranjau tersebut merupakan sisa-sisa perang saudara puluhan tahun lalu, dan menegaskan bahwa penyelidikan militer mengonfirmasi bahwa pasukan Kamboja baru-baru ini melintasi perbatasan untuk menanam ranjau baru.
Ia menambahkan bahwa, selain ranjau darat yang melukai keempat tentara tersebut, pasukan Thailand juga menemukan tiga ranjau tambahan di daerah sekitarnya.
“Tindakan-tindakan ini menunjukkan bahwa Kamboja kurang tulus dalam menghormati perjanjian bersama dan merupakan pelanggaran Perjanjian Ottawa tentang ranjau darat,” kata Winthai. “Hal ini telah mengganggu proses pembangunan kembali perdamaian antara kedua negara.”
Juru bicara tersebut menegaskan kembali pendirian panglima militer bahwa RTA akan menjunjung tinggi haknya untuk membela negara dari agresi tidak adil dari Kamboja.




