Di KTT ASEAN, Korsel akan Angkat Isu Penipuan Online yang Meluas di Kamboja

Seoul sedang meninjau kemungkinan untuk memasukkan rencana kolaborasi multilateral guna mengatasi kejahatan terorganisir di Kamboja sebagai bagian dari agenda resmi.


Seoul, Suarathailand- Korea Selatan berencana untuk mengangkat isu penipuan daring yang semakin meluas di Kamboja di KTT ASEAN mendatang akhir bulan ini. Langkah ini bertujuan mengupayakan kerja sama regional untuk mengatasi kejahatan transnasional dan membongkar jaringan penipuan terorganisir di seluruh Asia Tenggara.

Menurut Direktur Kantor Keamanan Nasional Wi Sung-lac, pemerintahan Presiden Lee Jae Myung sedang mempertimbangkan untuk membawa isu ini ke KTT ASEAN yang akan diselenggarakan di Malaysia pada akhir Oktober.

“KTT ASEAN akan menjadi kesempatan untuk membangun kerangka kerja sama, termasuk investigasi bersama dengan lembaga penegak hukum negara-negara anggota ASEAN,” ujar Wi. 

Ia menambahkan bahwa Seoul sedang meninjau kemungkinan untuk memasukkan rencana kolaborasi multilateral guna mengatasi kejahatan terorganisir di Kamboja sebagai bagian dari agenda resmi.

"Ini merupakan isu penting yang melibatkan banyak negara, dan akan jauh lebih efektif jika dibahas dalam forum multilateral," ujarnya, seraya menambahkan bahwa organisasi internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) juga dapat mengadakan diskusi serupa.

Kepala Keamanan Nasional menekankan perlunya aksi bersama, dengan mengatakan bahwa lonjakan penipuan daring di Asia Tenggara telah berkembang menjadi bentuk kejahatan terorganisir, yang melibatkan sekitar 200.000 orang di seluruh dunia.

"Untuk memberantas kejahatan ini sampai ke akar-akarnya, kerja sama yang erat sangat penting — tidak hanya dengan Kamboja tetapi juga dengan negara-negara tetangga dan negara-negara terkait," kata Wi.

Langkah ini menandai upaya terbaru Korea Selatan untuk mengatasi lonjakan kasus kriminal yang melibatkan korban warga Korea Selatan di Kamboja, banyak di antaranya telah terpikat oleh tawaran pekerjaan palsu bergaji tinggi dan kemudian menjadi korban penculikan, penahanan, dan penganiayaan.

Share: