Faktor utama lonjakan ini adalah maraknya spyware komersial "tanpa klik", yang dapat menginfeksi perangkat tanpa mengharuskan pengguna mengeklik tautan atau berkas berbahaya.
Bangkok, Suarathailand- Bisnis di Thailand menjadi target spyware lebih dari 21.000 kali pada paruh pertama tahun 2025, menduduki peringkat keempat di Asia Tenggara untuk serangan semacam itu.
Serangan ini merupakan bagian dari tren regional yang lebih luas yang mengalami lonjakan insiden spyware sebesar 70% di seluruh Asia Tenggara selama periode yang sama.
Faktor utama lonjakan ini adalah maraknya spyware komersial "tanpa klik", yang dapat menginfeksi perangkat tanpa mengharuskan pengguna mengeklik tautan atau berkas berbahaya.
Spyware ini dirancang untuk beroperasi secara diam-diam guna mencuri informasi sensitif, seperti kredensial login, detail keuangan, dan data perusahaan yang bersifat kepemilikan.
Perusahaan keamanan siber melaporkan lonjakan serangan spyware sebesar 70% di seluruh Asia Tenggara pada paruh pertama tahun 2025, memperingatkan bahwa maraknya perangkat komersial "tanpa klik" menimbulkan risiko strategis baru.
Bisnis di seluruh Thailand dan Asia Tenggara menghadapi krisis keamanan siber yang semakin meningkat, didorong oleh peningkatan pesat serangan spyware tertarget yang mencuri data sangat rahasia, sebuah laporan baru dari Kaspersky memperingatkan.
Selama paruh pertama tahun 2025, Thailand berada di peringkat keempat di kawasan ini untuk spionase tertarget, mencatat 21.014 kasus serangan spyware yang ditujukan pada organisasi dan jaringan perusahaannya.
Tren regional ini mengkhawatirkan. Solusi perusahaan Kaspersky mendeteksi dan memblokir total 427.265 serangan spyware di seluruh Asia Tenggara antara Januari dan Juni 2025.
Ini menandai peningkatan besar sebesar 70,73 persen dari 250.260 serangan yang tercatat selama periode yang sama tahun sebelumnya.
Vietnam menduduki puncak daftar dengan 191.976 serangan terdeteksi, diikuti oleh Malaysia (96.539) dan Indonesia (85.560). Thailand dengan 21.014 deteksi, diikuti oleh Singapura (20.157) dan Filipina (12.019).
Ancaman Tanpa Klik
Laporan ini menyoroti bahwa spyware modern dipasang secara diam-diam untuk mengumpulkan informasi sensitif, berbeda dari malware pada umumnya karena umumnya menghindari kerusakan pada sistem, program, atau berkas.
Sebaliknya, spyware beroperasi secara diam-diam dengan mencatat penekanan tombol, mengambil tangkapan layar, dan memantau aktivitas sebelum mengeksfiltrasi data yang dicuri ke penyerang.
Informasi yang disusupi umumnya mencakup kredensial login, kode PIN akun, nomor kartu kredit, dan data perusahaan yang bersifat kepemilikan.
Faktor signifikan yang mendorong meningkatnya tingkat ancaman adalah munculnya spyware komersial.
Perangkat canggih ini, yang sering dijual kepada pemerintah dan lembaga penegak hukum, berfungsi serupa dengan malware kelas militer dengan melacak perangkat, mencuri pesan, dan menyadap panggilan.
Yang terpenting, perangkat lunak komersial ini sering mengeksploitasi kerentanan tanpa klik, yang berarti korban tidak perlu berinteraksi dengan tautan atau berkas berbahaya untuk terinfeksi.
Pegasus, contoh terkenal, dikenal karena jenis infeksi ini melalui platform seperti iMessage dan WhatsApp.




