Masyarakat didesak untuk tetap fokus pada kesehatan mental dan menyerukan peningkatan upaya pencegahan dan layanan dukungan.
Hong Kong, Suarathailand- Ada apa dengan Hong Kong hingga kasus kematian akibat bunuh diri (bundir) mencapa 1.138 kasus. Angka tertinggi sejak 2003. Angka bunuh diri untuk pria berusia 30 hingga 49 tahun melonjak tajam dalam periode 12 bulan, ungkap LSM Samaritan Befrienders Hong Kong pada hari Sabtu.
Samaritan Befrienders merilis temuan analisisnya terhadap data Pengadilan Koroner, menunjukkan peningkatan 4% dalam jumlah kematian akibat bunuh diri dibandingkan dengan tahun 2023. Lembaga ini mendesak masyarakat untuk tetap fokus pada kesehatan mental dan menyerukan peningkatan upaya pencegahan dan layanan dukungan.
Heymans Wong Hon-chi, ketua organisasi tersebut, mengatakan angka bunuh diri mencapai 15,1 per 100.000 orang tahun lalu, tertinggi sejak 2003, seraya menambahkan bahwa rata-rata terdapat sekitar 3,12 kematian akibat bunuh diri per hari di Hong Kong.
Ia mengatakan tingkat bunuh diri di kalangan pria berusia 30 hingga 39 tahun meningkat dari 19,05 pada tahun 2023 menjadi 24,38 tahun lalu. Tingkat bunuh diri untuk pria berusia 40 hingga 49 tahun meningkat dari 22,06 menjadi 27,46.
"Pria umumnya sangat memperhatikan kondisi ekonomi dan prospek pekerjaan mereka. Kita semua tahu bahwa situasi ekonomi secara keseluruhan tahun lalu tidak dalam kondisi terbaik atau paling ideal," kata Wong.
"Pria dalam kelompok usia ini seringkali menanggung banyak beban. Selain pencapaian karier, mereka seringkali menjadi pengasuh atau pencari nafkah utama bagi keluarga, yang meningkatkan stres mereka."
Wong mengatakan organisasinya menyediakan dukungan anonim atau daring, dan mendorong orang-orang untuk mencari bantuan bila diperlukan.
"Bunuh diri dan tantangan tidak harus selalu berkaitan. Kami sungguh-sungguh berharap dapat membantu individu memisahkan kedua hal ini," ujarnya.
"Masalah ekonomi memang tidak mudah dipecahkan, tetapi saya percaya sebagian besar masalah dalam hidup bersifat sementara. Jika Anda mampu melewatinya, Anda akan menemukan harapan … Kami berharap dapat mendampingi mereka yang membutuhkan di masa-masa tersulit mereka."
Pada tahun 2024, terdapat 762 kasus bunuh diri yang melibatkan pria dan 376 kasus bunuh diri oleh wanita. Sekitar 37,5% kematian melibatkan pengangguran, 28,13% melibatkan pekerja kerah biru, dan 13,13% adalah pensiunan.
Hotline organisasi tersebut menangani 17.342 kasus, termasuk 11.939 permintaan bantuan, pada tahun 2024.
Wong mengatakan kelompok usia 50 hingga 59 tahun menyumbang 19,52 persen dari permintaan bantuan, tertinggi di antara semua kelompok usia.
Kelompok usia tersebut memiliki tingkat bunuh diri terendah kedua tahun lalu dan LSM tersebut akan mengkaji apakah hotline tersebut telah membantu mengurangi angka tersebut.
Untuk kasus-kasus di mana kelompok tersebut memberikan intervensi, rasio pria dan wanita adalah 35 berbanding 65, kata Wong.
"Hal ini berbanding terbalik dengan rasio pria dan wanita yang melakukan bunuh diri. Ini menunjukkan bahwa ketika pria menghadapi kesulitan tertentu, mereka lebih suka tidak mengungkapkannya kepada orang lain," ujarnya.
"Hal ini juga sejalan dengan pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan bahwa tantangan terbesar dalam mencegah bunuh diri adalah rasa malu yang terkait. Seringkali, mereka yang memiliki pikiran untuk bunuh diri atau percobaan bunuh diri yang gagal tidak ingin mencari bantuan."
Wai Choi-kei, yang bertanggung jawab atas Pusat Intervensi Krisis Bunuh Diri organisasi tersebut, mengatakan semakin sedikit orang paruh baya yang mencari bantuan merupakan tanda mengkhawatirkan lainnya.
Wai mengatakan bahwa dari 558 kasus yang ditangani oleh pusat tersebut pada paruh pertama tahun ini, 200 kasus melibatkan pria, dengan 41 kasus terkait masalah keuangan.
Ia mengatakan di antara 41 kasus tersebut, lebih dari 70% melibatkan pria paruh baya, yang menunjukkan bahwa mereka menanggung beban berat di tengah lingkungan ekonomi yang menantang dan mungkin mengalami pikiran-pikiran negatif.
"Saya menghimbau siapa pun yang mengalami krisis bunuh diri atau memiliki pikiran seperti itu untuk mencari bantuan sedini mungkin," ujarnya.