21 Orang Tewas, 29 Luka dalam Konflik Gajah vs Manusia

Thiland Siapkan rancangan rencana aksi atasi masalah gajah 2024-2028

 

> 4.422 gajah liar hidup di 93 hutan lindung Thailand. 

> Gajah membunuh 21 orang dan melukai 29 lainnya pada 2023.

> 24 ekor gajah mati akibat konflik dengan manusia.

> Thailand perkuat perlindungan gajah peliharaan.

Thailand pada tanggal 13 Maret 2024 merayakan Hari Gajah Nasional. Dalam upaya untuk mempromosikan pelestarian gajah, Lembaga-lembaga di Thailand mengingatkan masyarakat akan peran penting hewan dalam kehidupan masyarakat Thailand, baik secara ekonomi, pekerjaan, maupun spiritual.

Thailand memiliki gajah liar dan gajah peliharaan. Gajah liar dilindungi berdasarkan Undang-Undang Pelestarian dan Perlindungan Satwa Liar. Sedangkan gajah peliharaan mendapat perlindungan berdasarkan Undang-Undang Binatang Buas.

Konflik Antara Gajah Liar dan Manusia

Menurut laporan terbaru dari Departemen Taman Nasional, Satwa Liar dan Konservasi Tumbuhan (DNP), sekitar 4.013-4.422 gajah liar hidup di 93 hutan lindung di seluruh negeri.

Namun, gajah terus memasuki wilayah manusia, khususnya di sekitar 70 hutan lindung yang sebagian besar berlokasi di Thailand Timur. Hewan berkulit tebal ini melarikan diri dari hutan untuk mencari tanaman pertanian dan terkadang menyerang penduduk.

Kantor Konservasi Margasatwa DNP mencatat gajah membunuh 21 orang dan melukai 29 lainnya pada tahun lalu. Begitu pula dengan 24 ekor gajah yang mati akibat konflik dengan manusia.

Penyebab perilaku gajah bermasalah antara lain gangguan hutan yang melibatkan penyelundup kayu dan perambahan hutan untuk pertanian dan peternakan.

Departemen ini telah menyiapkan rancangan rencana aksi untuk mengatasi masalah gajah antara tahun 2024 dan 2028:

• Personil: Membangun jaringan dan meningkatkan potensi petugas yang memantau, mengusir atau memindahkan gajah liar.

• Kawasan: Membuat rencana pengelolaan kawasan yang cocok untuk gajah, meningkatkan sumber makanan dan air, mengatasi gajah yang membuat onar atau hilang di seluruh Thailand, meningkatkan pengawasan, dan menyiapkan sistem pemberitahuan ketika gajah melarikan diri.

• Masyarakat: Memberikan kompensasi yang cepat dan adil kepada masyarakat yang terkena dampak gajah, menciptakan kesadaran tentang perilaku gajah dan menawarkan pekerjaan alternatif bagi masyarakat.

• Penelitian, inovasi dan teknologi: Mengembangkan inovasi dan teknologi untuk memantau gajah secara real time, mengusir mereka dengan baik dan mengendalikan populasinya, serta mempelajari konflik antara gajah dan manusia dari segi ekonomi dan masyarakat.

• Kolaborasi dengan pemangku kepentingan: Membentuk komite pelestarian dan pengelolaan gajah, termasuk komite lokal, untuk mengatasi permasalahan, dan menciptakan kesadaran serta kolaborasi antar semua sektor.

“Menciptakan kesadaran dan kolaborasi sangatlah penting, dan hal ini perlu dilakukan terus-menerus meskipun hasilnya tidak sesuai harapan, untuk memastikan tujuan akhir dari hidup berdampingan antara manusia dan gajah liar,” kata Chatchote Thitaram, direktur Center for Kesehatan Gajah dan Satwa Liar.

 

Meningkatkan kesejahteraan gajah peliharaan

Perlindungan terhadap sekitar 3.800-4.000 gajah peliharaan di Thailand akan diperkuat setelah Praktik Hewan yang Baik untuk Fasilitas Gajah mulai berlaku pada 19 Agustus tahun ini.

Praktik wajib yang dikeluarkan oleh Biro Nasional Komoditas Pertanian dan Standar Pangan ini bertujuan untuk memastikan kesejahteraan hewan di antara gajah dan meningkatkan standar taman gajah.

Karena mahout menentukan kesehatan dan kesejahteraan gajah peliharaan, Pusat Konservasi Gajah Thailand dan Institut Kualifikasi Profesional Thailand telah menyiapkan standar dan sertifikasi. Mereka yang tersertifikasi akan menerima upah berdasarkan keahliannya. (NTN)

Share: