Survei Ungkap 83% Warga Thailand Kesepian, Pekerja Kantoran Paling Terdampak

Penyebab utama kesepian yang meluas ini adalah kurangnya koneksi sosial dan emosional. Kelompok yang paling berisiko adalah mereka yang tinggal sendiri, penduduk perkotaan, dan individu dengan masalah kesehatan.


Bangkok, Suarathailand- Survei terbaru oleh ThaiHealth menunjukkan 83% warga Thailand mengalami kesepian, dengan pekerja kantoran menghadapi perasaan paling intens. Kurangnya koneksi sosial dan emosional yang bermakna berkaitan dengan risiko kesehatan mental.

Pada 8 Oktober 2025, Yayasan Promosi Kesehatan Thailand (ThaiHealth), bersama para mitranya, meluncurkan kampanye "Setiap Masalah Dapat Diperbaiki dengan Mendengarkan" sebagai bagian dari Bulan Mendengarkan Nasional di bulan November, yang berlanjut untuk tahun kedua. Kampanye ini bertujuan untuk mempromosikan keterampilan "mendengarkan dengan telinga dan melihat dengan hati" untuk mengatasi kesepian dan menumbuhkan saling pengertian dalam masyarakat.

Dr. Pongthep Wongwatcharapaiboon, CEO ThaiHealth, menyampaikan ThaiHealth, bekerja sama dengan JitArsa Bank dan Universitas Chulalongkorn, melakukan survei tentang kesepian dalam masyarakat Thailand. Survei tersebut, yang pertama di Thailand, berfokus pada orang berusia 18-75 tahun dan menemukan bahwa 83% warga Thailand mengalami kesepian. Dari jumlah tersebut, 18% melaporkan merasa sangat kesepian, dan 65% merasa cukup kesepian.

Penyebab utama kesepian yang meluas ini adalah kurangnya koneksi sosial dan emosional. Kelompok yang paling berisiko adalah mereka yang tinggal sendiri, penduduk perkotaan, dan individu dengan masalah kesehatan. 

Ketika menganalisis hasil berdasarkan pekerjaan, pekerja kantoran ditemukan paling terdampak kesepian. Lebih lanjut, survei tersebut mengungkapkan bahwa 1 dari 5 warga Thailand percaya bahwa Kecerdasan Buatan (AI) dapat memberikan konseling yang lebih baik daripada anggota keluarga atau teman, kemungkinan karena kemampuan AI untuk mendengarkan tanpa menghakimi dan memberikan respons yang lebih empati.

Pongthep menekankan kesepian yang dirasakan banyak orang dapat menyebabkan masalah kesehatan mental yang signifikan, seperti depresi, kecemasan, dan stres kronis, yang dapat berdampak serius bagi kesehatan secara keseluruhan.

Dalam Bulan Mendengarkan Nasional, ThaiHealth berupaya membekali masyarakat dengan keterampilan untuk mengelola perasaan kesepian dengan belajar mendengarkan secara aktif. Kampanye ini mendorong berbagai organisasi untuk menciptakan ruang di mana mendengarkan dan membangun koneksi sosial dapat berkembang, dengan tujuan untuk mendorong masyarakat yang lebih sehat dan lebih suportif.

Dr. Sorrayut Ratanapojnard, Direktur Bersama JitArsa Bank, mengungkapkan bahwa sepanjang bulan November, serangkaian kegiatan akan berfokus pada pengembangan keterampilan mendengarkan, membantu orang mengatasi kesepian, dan menciptakan koneksi yang bermakna dengan diri mereka sendiri, dunia, dan alam. 

Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesehatan spiritual, dengan mendengarkan sebagai titik awal yang sederhana namun ampuh untuk mengakses kebahagiaan dan pertumbuhan pribadi.

Sorrayut menjelaskan bahwa memahami diri sendiri melalui mendengarkan memungkinkan individu untuk lebih peduli terhadap orang lain, baik melalui konseling, bimbingan, atau sekadar hadir untuk orang lain di saat dibutuhkan. Kegiatan ini akan hadir dalam dua bentuk utama:

Pengembangan Keterampilan Mendengarkan untuk Masyarakat Umum – Ini dapat diakses melalui situs web Bulan Mendengarkan Nasional di https://Listen.HappinessisThailand.com, di mana individu dapat mengikuti tes untuk menilai kebiasaan mendengarkan mereka dan mengevaluasi keterampilan mana yang perlu mereka tingkatkan. 

Situs ini menawarkan konten e-learning, permainan mendengarkan interaktif bernama "Listenian Game", dan e-book berjudul "Listening for Happiness", yang akan membantu orang-orang mengembangkan kemampuan mendengarkan mereka dan terlibat dalam pengalaman dunia nyata.

Menciptakan Ruang Mendengar dalam Organisasi – Bekerja sama dengan ThaiHealth, JitArsa Bank telah mengembangkan Kartu Listenian, sebuah perangkat inovatif yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mendengarkan dasar, meningkatkan kesadaran akan pikiran, dan mendorong kepekaan emosional. 

Kartu Listenian akan digunakan oleh organisasi publik dan swasta, kelompok masyarakat sipil, dan komunitas untuk menciptakan ruang mendengarkan, yang disesuaikan dengan budaya organisasi. Inisiatif ini diperkirakan akan melibatkan lebih dari 100 organisasi pada akhir November.



Share: