Presiden Vladimir Putin telah menyatakan dukungannya kepada Thailand dalam masalah vaksin.
Rusia telah menerima permintaan Thailand untuk menyediakan vaksin virus korona Sputnik V, kata seorang pejabat Thailand pada hari Kamis (22/4). Langkah ini sebagai upaya Thailand menemukan lebih banyak vaksin untuk imunisasi massal.
Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha telah berjanji untuk mendapatkan 35 juta lebih dosis vaksin COVID-19 dari berbagai perusahaan, selain pesanan yang ada sekitar 65 juta dosis.
"Presiden Vladimir Putin telah menyatakan dukungannya kepada pemerintah Thailand dalam masalah ini," kata juru bicara pemerintah Thailand Anucha Burapachaisri.
"Kementerian kesehatan kami sekarang segera berbicara dengan perusahaan yang mengimpor vaksin Sputnik V tentang kerangka waktu pengiriman, jumlah dan harga," katanya.
Pejabat kesehatan pada hari Kamis (24/4) mengatakan Thailand mungkin telah mencapai puncak gelombang ketiga, mencakup varian B.1.1.7 yang sangat mudah menular.
"Kami memproyeksikan bahwa jumlah kasus akan turun secara bertahap dalam satu atau dua minggu," kata Opas Karnkawinpong, Direktur Jenderal Departemen Pengendalian Penyakit.
Thailand melaporkan tujuh kematian baru akibat COVID-19 pada hari Kamis (22/4), jumlah kematian tertinggi dalam satu hari. Total keseluruhan yang meninggal menjadi 117. Thailand juga melaporkan 1.470 kasus infeksi baru, menjadikan total kasus 48.113.
Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul mengadakan pembicaraan dengan perwakilan Pfizer, Kamis (22/4). Pfizer rencananya akan memberi Thailand 10 juta dosis vaksin.
“Yang utama adalah timeframe pengiriman, harga tidak menjadi perhatian dan keselamatan masyarakat lebih diutamakan,” kata Anutin.
Thailand telah menggunakan vaksin Sinovac Biotech untuk inokulasi awalnya, terutama untuk petugas kesehatan garis depan, serta dosis impor vaksin AstraZeneca.
Sampai saat ini, hampir 865.000 orang di Thailand telah menerima setidaknya satu kali suntikan vaksin. (News.yahoo)
