PM Thailand Pastikan Perbatasan Thailand-Kamboja akan Ditutup hingga Ancaman Teratasi

PM Thailand Anutin menegaskan kembali sikap tegas Thailand dalam melindungi kedaulatannya.


Bangkok, SUarathailand- Perdana Menteri Anutin Charnvirakul dengan tegas menyatakan Thailand tidak akan berkompromi atas kedaulatannya, mengumumkan bahwa perbatasan dengan Kamboja akan tetap ditutup hingga ancaman dari negara tetangga tersebut teratasi.

Berbicara di Rumah Sakit Vajira di Bangkok pada hari Rabu, Anutin mengonfirmasi bahwa ia akan mengunjungi wilayah perbatasan tersebut secara langsung, mengingat perannya sebagai Menteri Dalam Negeri. "Di perbatasan, kami memiliki militer dan pemerintah daerah, dan merupakan tanggung jawab saya untuk mengawasi masalah ini secara langsung," ujarnya.

Meskipun belum ada diskusi formal dengan pemerintah Kamboja, Anutin menegaskan kembali sikap tegas Thailand dalam melindungi kedaulatannya.

Kami telah mempercayakan keputusan kepada militer melalui Dewan Keamanan Nasional, dan keadaan darurat telah diumumkan di wilayah tersebut. Keputusan dapat dibuat oleh komandan Wilayah Militer Kedua, jelasnya.

Meskipun akan ada pergantian kepemimpinan setelah bulan September, komandan yang baru sudah mengenal wilayah tersebut dengan baik, sehingga memastikan transisi yang lancar.

Anutin juga mengungkapkan bahwa ia telah menunjuk Letjen Adul Boonthamcharoen sebagai Wakil Menteri Pertahanan. Setelah sebelumnya menjabat sebagai Panglima Wilayah Angkatan Darat Kedua, keahlian Adul akan sangat penting dalam mengawasi situasi.

Perdana Menteri menekankan posisi Thailand dalam diplomasi tetap tidak berubah. "Kami akan terus bernegosiasi, tetapi Kamboja harus terlebih dahulu menarik senjata berat dan pasukannya dari perbatasan. Tanpa ini, perundingan tidak dapat dilanjutkan. Kami akan mempertahankan penutupan perbatasan hingga ancaman dari Kamboja teratasi," ujarnya.

Anutin menghindari menanggapi klaim Kamboja bahwa penutupan perbatasan selama 100 tahun tidak akan merugikan perekonomiannya, dengan mengatakan bahwa pernyataan jujurnya dapat memperburuk situasi.

Menanggapi seruan dari penduduk setempat untuk resolusi dalam waktu empat bulan, Anutin meyakinkan bahwa ia akan melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah ini dengan cepat, tetapi menekankan bahwa Thailand tidak akan pernah berkompromi atas kedaulatannya atau kalah dalam negosiasi apa pun.

Ketika ditanya tentang pergerakan Kamboja baru-baru ini, termasuk pengangkutan senjata berat dan aktivitas pesawat tak berawak di sepanjang perbatasan, Anutin menyatakan bahwa tindakan tersebut akan menghambat potensi negosiasi dan mungkin mengakibatkan tindakan yang lebih ketat.

Untuk saat ini, kami tetap berpegang pada penutupan perbatasan, tetapi kami mungkin harus mengatasi masalah lain, termasuk layanan publik di sepanjang perbatasan, jelasnya.

Mengenai pertemuan Komite Perbatasan Umum (GBC) di Koh Kong, Kamboja, Anutin menyatakan bahwa kegagalan Kamboja untuk mematuhi bahkan yang pertama dari lima perjanjian menunjukkan ketidakpeduliannya terhadap komitmen yang telah dibuat.

Hal ini menyoroti siapa yang gagal menghormati perjanjian, ujarnya, seraya menambahkan bahwa Thailand terus mematuhi semua diskusi dan memiliki bukti yang jelas untuk membantah tuduhan apa pun bahwa mereka melanggar perjanjian.

Sebagai penutup, Anutin meyakinkan masyarakat di sepanjang perbatasan bahwa keselamatan mereka tetap menjadi prioritas. Ia menegaskan bahwa pemerintah sedang mempercepat persiapan pusat-pusat evakuasi dan akan memastikan pencairan dana kompensasi yang cepat.

Langkah-langkah ini sudah dilaksanakan dan akan dipercepat segera setelah pernyataan kebijakan selesai, simpulnya.

Share: