Meskipun tidak ada korban luka atau korban jiwa, runtuhnya jalan tersebut merusak Kantor Polisi Metropolitan Samsen dan memaksa penutupan sementara departemen rawat jalan Rumah Sakit Vajira.
Bangkok, Suarathailand- Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul memerintahkan investigasi mendesak atas runtuhnya jalan besar di Bangkok yang disebabkan oleh tanah longsor di lokasi konstruksi MRT Jalur Ungu.
Meskipun tidak ada korban luka atau korban jiwa, runtuhnya jalan tersebut merusak Kantor Polisi Metropolitan Samsen dan memaksa penutupan sementara departemen rawat jalan Rumah Sakit Vajira.
Investigasi ini akan menjadi upaya kerja sama antara pemerintah, Pemerintah Metropolitan Bangkok (BMA), dan para ahli teknik untuk menentukan penyebab pastinya.
Otoritas Transportasi Cepat Massal Thailand (MRTA), yang bertanggung jawab atas proyek konstruksi tersebut, telah ditugaskan untuk menilai kerusakan dan berjanji untuk bertanggung jawab penuh.
Perdana Menteri dan Menteri Dalam Negeri Thailand, Anutin Charnvirakul, telah memerintahkan investigasi mendesak atas penyebab runtuhnya jalan besar di Bangkok.
Insiden yang terjadi pada Rabu pagi di dekat Rumah Sakit Vajira, disebabkan oleh tanah longsor di lokasi konstruksi MRT Jalur Ungu yang baru.
Meskipun tidak ada korban luka atau korban jiwa, lubang runtuhan tersebut telah merusak sebuah kantor polisi dan menyebabkan penutupan sementara layanan rawat jalan sebuah rumah sakit.
"Keamanan masyarakat telah terjamin, dan tidak ada korban luka atau korban jiwa," ujar Perdana Menteri Anutin setelah mengunjungi lokasi kejadian.
Ia mengonfirmasi bahwa meskipun bangunan Rumah Sakit Vajira masih kokoh secara struktural, Kantor Polisi Metropolitan Samsen yang berlantai lima di dekatnya telah terdampak, dengan dua atau tiga tiang pondasinya patah.
Semua petugas polisi dan warga dari rumah-rumah deret di dekatnya telah dievakuasi.
Dalam konferensi pers pada hari Rabu, Anutin menyatakan bahwa pemerintah sedang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bangkok (BMA) dan instansi lainnya untuk menyelesaikan situasi tersebut.
Rumah Sakit Vajira telah menangguhkan layanan rawat jalan (OPD) selama dua hari dan mengalihkan pasien ke rumah sakit terdekat lainnya, termasuk Rajavithi dan Lerdsin.
Otoritas Transportasi Cepat Massal Thailand (MRTA), yang bertanggung jawab atas proyek tersebut, telah ditugaskan untuk menilai semua kerusakan dan meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab.
Perdana Menteri telah meminta kerja sama para ahli teknik dari berbagai badan profesional dan universitas untuk membantu menentukan penyebab keruntuhan.
"Ini murni masalah teknik. Kami pasti akan menemukan penyebabnya," kata Anutin, seraya menambahkan bahwa insiden bermula ketika warga melihat air menggenang dari permukaan jalan.
Dekan Fakultas Kedokteran Rumah Sakit Vajira, Asisten Profesor Dr. Chakrawut Maneerit, mengonfirmasi layanan rawat jalan rumah sakit akan dihentikan sementara selama dua hari, tetapi layanan gawat darurat dan rawat inap akan tetap berjalan seperti biasa.
Ia menambahkan bahwa rumah sakit memiliki sistem daya cadangan yang memadai dan menerima pasokan air dari Otoritas Pengelolaan Air Metropolitan, sehingga penutupan utilitas utama di area tersebut tidak berdampak pada kemampuannya untuk menyediakan perawatan kritis.
Gubernur Bangkok Chadchart Sittipunt mengonfirmasi bahwa semua instansi bekerja sama untuk menangani krisis ini.
Otoritas Air Metropolitan telah memutus pipa air utama, dan Otoritas Listrik Metropolitan telah memutus aliran listrik di area tersebut.
MRTA bekerja cepat untuk menutup terowongan bawah tanah guna mencegah longsor lebih lanjut. Kantor polisi dan gedung-gedung di sekitarnya telah ditetapkan sebagai zona bahaya, dan garis polisi sepanjang 100 meter telah ditetapkan.
Menurut Gubernur MRTA, Katpachon Udomthampakdee, insiden tersebut terjadi di titik penghubung antara stasiun baru dan terowongan bawah tanah.
Meskipun penyebab pastinya masih diselidiki, beliau menduga bahwa pergerakan air tanah dan tanah di bagian bawah kedua terowongan tersebut mungkin telah menyebabkan pergeseran tanah. Beliau menegaskan kembali bahwa MRTA akan bertanggung jawab penuh atas semua kerusakan.