Pemimpin Tertinggi Iran: Kerja Sama dengan AS Mustahil Selama AS Mendukung Israel

"Sifat arogan Amerika Serikat tidak menerima apa pun selain ketundukan."


Teheran, Suarathailand- Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, mengatakan pada hari Senin bahwa Teheran hanya akan mempertimbangkan kerja sama dengan Amerika Serikat jika AS mengubah kebijakannya di kawasan, termasuk mendukung Israel.

"Jika mereka sepenuhnya meninggalkan dukungan untuk rezim Zionis, menarik pangkalan militer mereka dari sini (kawasan ini), dan menahan diri untuk tidak ikut campur di kawasan ini, maka (kerja sama) itu dapat dipertimbangkan," kata Khamenei.

"Sifat arogan Amerika Serikat tidak menerima apa pun selain ketundukan."

Pernyataan tersebut disampaikan dalam sebuah pertemuan dengan para mahasiswa di Teheran untuk memperingati pengambilalihan kedutaan AS pada tahun 1979 setelah Revolusi Islam yang menggulingkan Shah yang didukung Barat.

Pada pertengahan Juni, Israel melancarkan kampanye pengeboman yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Iran, yang memicu perang yang membuat AS sempat bergabung dalam serangan singkat terhadap situs-situs nuklir Iran.

Perang 12 hari dengan Israel, yang memicu respons Iran dengan serangan rudal dan pesawat nirawak, menggagalkan perundingan nuklir antara Teheran dan Washington yang dimulai pada bulan April.

Gencatan senjata antara Iran dan Israel telah berlangsung sejak 24 Juni.

"Jika negara ini menjadi kuat dan musuh menyadari bahwa menghadapi negara kuat ini tidak akan menghasilkan keuntungan melainkan kerugian, negara ini pasti akan mendapatkan kekebalan," tambah Khamenei.

Pada hari Minggu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera bahwa Teheran tetap "siap untuk berunding" dengan Washington, tetapi hanya mengenai program nuklirnya, dan mengesampingkan perundingan apa pun mengenai kemampuan rudalnya.

Ia menambahkan bahwa perundingan dapat dilanjutkan "kapan pun Amerika siap bernegosiasi secara setara dan berdasarkan kepentingan bersama. Tampaknya, mereka tidak terburu-buru. Kami juga tidak terburu-buru."

Share: