Paus Fransiskus Bertemu Pemimpin Tinggi Agama Buddha Thailand


Paus Fransiskus menemui pemimpin tertinggi agama Buddha di Thailand, di hari pertama dalam rangkaian tur Asia yang dia jalani. Kunjungan ini merupakan lawatan perdananya ke Negeri "Gajah Putih".

Paus Fransiskus membawa dialog antar-agama dalam kunjungan ke Thailand, di mana dia akan menggelar misa yang diikuti umat se-Asia Tenggara Kamis (21/11/2019). Pemimpin Gereja Katolik Roma itu juga membawa pandangan tentang penderitaan anak-anak dan perempuan yang rentan, dan menurutnya pantas mendapat masa depan yang "bermartabat".

Dalam pertemuan simbolik dilansir AFP, Paus Fransiskus duduk bersama Pemimpin Tertinggi Buddha, Somdej Phra Maha Muneewong, di Kuil Ratchabophit, Bangkok.

"Umat Katolik menikmati kebebasan beragama meski menjadi minoritas, dan hidup dalam harmoni bersama saudara dari agama Buddha," jelasnya.

Ketika menyambut Paus, Phra Maha Muneewong tidak mengenakan alas kaki dan berjubah oranye. Paus pun mengikuti dengan melepas sepatunya. Mereka berdua duduk di depan patung emas Buddha, dalam kuil yang dibangun oleh mendiang Raja Chulalongkorn, 150 tahun silam. Kuil yang dibuka pada 1869 itu adalah lokasi yang sama yang dikunjungi oleh mendiang Paus Yohanes Paulus II, dalam kunjungannya 1984 silam.

Kunjungan itu juga bertepatan dengan 350 tahun peringatan "Misionaris Siam", di mana kalangan misionaris Katolik sampai di sana pada abad 17. Sebelumnya, Paus dengan nama asli Jorge Mario Bergoglio itu disambut menggunakan karpet merah oleh Perdana Menteri Prayut Chan-O-Cha. Setelah itu dia menemui staf medis di Rumah Sakit St Louis, dan ditemani saudaranya, Suster Ana Rosa yang sudah hidup di Thailand dan bertindak sebagai penerjemah. Di rumah sakit, Paus Fransiskus menekankan akan upaya Gereja dalam memberi bantuan kepada rakyat Thailand, terutama mereka yang membutuhkan.

Paus Fransiskus juga tak menyia-nyiakan kesempatan untuk membahas isu imigran, dengan menyatakan perlunya penanganan terhadap perdagangan manusia. Dia merujuk kepada tragedi Oktober lalu, ketika 39 mayat warga negara Vietnam ditemukan dalam kontainer truk di Inggris.

"Ini sangat menyedihkan. Mari kita berdoa untuk mereka," jelas Paus 83 tahun itu dalam pesan video kepada generasi muda Vietnam.

Paus mengakhiri agenda dengan menggelar misa massal di stadion nasional yang dihadiri puluhan ribu umat Katolik. Paus Fransiskus juga bertemu Raja Maha Vajiralongkorn sebelum bertemu dengan imam Katolik seantero Thailand, dan menggelar misa.

Sabtu (23/11/2019), Paus Fransiskus bertolak ke Jepang dan akan mengunjungi Hiroshima serta Nagasaki, dua kota yang sempat luluh lantak dihantam bom atom pada Perang Dunia II. Lebih dari 140.000 orang tewas di Hiroshima. Sementara di kota pelabuhan Nagasaki, korban meninggal yang tercatat mencapai 74.000. Paus Fransiskus yang sempat berharap mengabdi di Negeri "Sakura" sempat menyerukan pelarangan senjata nuklir. Adapun sejak terpilih pada 2013, Paus mengunjungi Filipina dan Sri Lanka pada 2014, disusul dengan Myanmar serta Bangladesh di 2017. (AFP, Kompas)

Share: