Mayoritas investor di aset kripto atau sebanyak 40 persen di antaranya berusia 25-34 tahun.
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan mencatat jumlah investor aset kripto melonjak melampaui investor di pasar modal sepanjang tahun 2021.
Jumlah investor asel kripto mencapai 9,5 juta orang per Oktober 2021. Sementara tahun ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah investor pasar modal mencapai 7,47 juta Single Investor Identification (SID).
Berdasarkan keterangan resmi dari Tokocrypto, pemain aset kripto diyakini mencapai 10 juta investor pada akhir 2021. Angka tersebut tumbuh lebih dari 138 persen dibandingkan 2020.
Sementara, nilai transaksi aset kripto hingga Juli 2021 menembus Rp478,5 triliun secara akumulasi dan Rp1,7 triliun per hari. Angka tersebut meroket 636 persen bila dibandingkan pada tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 65 triliun.
Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) yang juga COO Tokocrypto, Teguh Kurniawan Harmanda, optimistis tren kenaikan jumlah investor aset kripto ini akan berlanjut.
"Jika terus meningkat, maka investor bisa tembus 10 juta orang pada akhir tahun ini dan 2-4 tahun ke depan bisa lebih dari 30 juta investor," ucapnya.
Adapun mayoritas investor di aset kripto atau sebanyak 40 persen di antaranya berusia 25-34 tahun. Data internal Tokocrypto memperlihatkan secara keseluruhan, 66 persen investor aset kripto di Indonesia berusia 18-34 tahun.
Mayoritas atau dari 66 persen investor itu terdiri atas 35 persen investor berusia 18-24 tahun dan 31 persen investor berusia 25-34 tahun.
Di Tokocrypto sendiri, kini sudah ada lebih dari 2 juta pengguna terdaftar dan rutin bertransaksi dalam perdagangan aset kripto. Angka itu tumbuh dari akhir tahun lalu yang hanya mencatatkan 250.000 pengguna.
Dari sisi volume transaksi harian perdagangan kripto, selama 2020-2021 tercatat telah lebih dari nilai transaksi US$ 191 juta. Nilai tersebut naik dari US$ 2 juta pada periode 2019-2020. (tempo)




