Otoritas Myanmar telah mengonfirmasi niat mereka untuk melanjutkan pembongkaran 63-64 bangunan serupa di wilayah tersebut. Operasi yang ditujukan untuk menyasar bangunan-bangunan terkait penipuan ini diperkirakan akan memakan waktu beberapa bulan.

Myanmar, Suarathailand- Militer Myanmar menghancurkan sebuah gedung 13 lantai di Kawasan Ekonomi Khusus Shwe Kokko sebagai bagian dari operasi penindakan terhadap operasi penipuan online.
Penghancuran ini menargetkan properti yang terkait dengan pusat penipuan yang dioperasikan oleh bisnis yang didukung Tiongkok di wilayah tersebut.

Ini merupakan bagian dari operasi yang lebih besar dan berkelanjutan, dengan pihak berwenang berencana untuk menghancurkan total 63-64 bangunan selama beberapa bulan.
Pada hari Kamis (4 Desember), militer Myanmar, yang dipimpin oleh Divisi Infanteri ke-44, berkoordinasi dengan Pasukan Penjaga Perbatasan (BGF) dan Kementerian Urusan Perbatasan Negara Bagian Kayin, menghancurkan sebuah gedung 13 lantai di Kawasan Ekonomi Khusus Shwe Kokko, yang terletak di distrik Myawaddy, Negara Bagian Kayin, Myanmar.

Kawasan ini, yang terletak tepat di seberang distrik Mae Sot di provinsi Tak, Thailand, merupakan gerbang utama untuk perdagangan lintas batas.
Pada tanggal 3 Desember, pasukan Myanmar dan Kayin telah berhasil menghancurkan satu bangunan, yang menarik perhatian signifikan dari warga Thailand dan Myanmar.
Pembongkaran ini merupakan bagian dari strategi berkelanjutan Myanmar untuk memberantas properti yang terkait dengan operasi penipuan daring yang dijalankan oleh bisnis-bisnis yang didukung Tiongkok.
Pemeriksaan awal oleh otoritas Thailand mengungkapkan bahwa tidak ada korban jiwa atau kerusakan yang terjadi di pihak Thailand.

Otoritas Myanmar telah mengonfirmasi niat mereka untuk melanjutkan pembongkaran 63-64 bangunan serupa di wilayah tersebut. Operasi yang ditujukan untuk menyasar bangunan-bangunan terkait penipuan ini diperkirakan akan memakan waktu beberapa bulan.
Pejabat keamanan Thailand mengantisipasi pembongkaran lebih lanjut pada tanggal 4 Desember, dengan perencanaan yang matang untuk memastikan tidak ada dampak pada masyarakat sekitar di Shwe Kokko.




