Negara-negara Barat menuduh Iran sedang mengembangkan senjata nuklir, sebuah klaim yang secara sistematis dibantah oleh Teheran.
Teheran, Suarathailand- Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi akan mengadakan pembicaraan dengan mitranya dari Prancis, Jean-Noel Barrot, di Paris minggu ini, ungkap Kementerian Luar Negeri Prancis, Senin.
Teheran berada di bawah tekanan dari negara-negara Barat untuk mengizinkan inspektur dari badan pengawas nuklir PBB, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), memasuki fasilitasnya.
"Menteri Luar Negeri Araghchi akan bertolak ke Prancis pada hari Rabu dan mengadakan pembicaraan dengan menteri tersebut," kata Kementerian Luar Negeri Prancis, seraya menambahkan bahwa ini akan menjadi kesempatan untuk mendesak Iran agar melanjutkan kerja samanya dengan IAEA.
Negara-negara Barat menuduh Iran sedang mengembangkan senjata nuklir, sebuah klaim yang secara sistematis dibantah oleh Teheran.
Pada pertengahan Juni, Israel melancarkan kampanye pengeboman yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Iran, yang memicu perang 12 hari yang sempat diikuti oleh Amerika Serikat dengan serangan terhadap fasilitas nuklir utama Iran.
Perang tersebut menggagalkan perundingan nuklir tingkat tinggi antara Teheran dan Washington yang dimulai pada bulan April, di mana kedua belah pihak berselisih mengenai hak Iran untuk memperkaya uranium – yang dibela Teheran sebagai "hak yang tidak dapat dicabut."
Pada bulan September, sebuah kesepakatan dicapai antara Iran dan IAEA di Kairo untuk menetapkan kerangka kerja sama.
Namun Iran menyatakan kesepakatan itu tidak sah ketika Inggris, Jerman, dan Prancis memicu kembalinya sanksi PBB yang telah dicabut berdasarkan kesepakatan nuklir 2015 yang kini telah dibatalkan.
Diplomat tertinggi Iran pada hari Jumat mengatakan bahwa pendekatan baru harus diambil untuk memantau situs-situs nuklir negara itu.
Sebelumnya, ia menuduh Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Prancis menempuh jalur "eskalasi," setelah IAEA mengeluarkan resolusi yang menuntut Teheran memberikan kerja sama "penuh dan segera" termasuk akses ke situs-situs nuklir sensitif.
Pertemuan pada hari Rabu "akan menjadi kesempatan bagi kami untuk mendesak Iran agar mematuhi kewajibannya terhadap IAEA dan segera melanjutkan kerja sama dengan badan tersebut," kata kementerian Prancis.




