Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak jemaah haji dari Tanah Air, pada saat menunaikan rukun Islam yang kelima di Tanah Suci, untuk ikut mendoakan agar negara dan bangsa Indonesia semakin sejahtera.
"Karena Bapak dan Ibu akan berada di tempat yang mustajab dan di waktu yang mustajab juga, mohon doakan negara dan bangsa Indonesia ini agar semakin mampu meningkatkan ke-sejahteraan kita," kata Menteri Agama saat melepas jemaah Kelompok Terbang 1 (SUB 01) Embarkasi Surabaya di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, (18/7).
Di hadapan para jemaah, Menag juga mengatakan ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, ibadah haji sangat memerlukan ketahanan fisik sehingga jemaah diimbau berlaku hidup sehat.
"Pandai-pandailah menjaga diri di negara orang. Berlakulah sesuai kaidah pola hidup yang sehat," ujar Menteri Lukman. Kedua, para jemaah harus bisa memahami panduan manasik haji yang telah dikeluarkan pemerintah. Menurut dia, kepatuhan jemaah itu penting agar mereka dapat melaksanakan ibadah haji dengan maksimal dan optimal.
"Pelajari betul panduan yang telah dikeluarkan pemerintah. Dalam hal ini, panduan yang telah dikeluarkan Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, dan lembaga berwenang lainnya," kata dia.
Menag juga mengingatkan para jemaah agar dapat menjadi duta-duta bangsa selama di Tanah Suci sebab, selain masyarakat di Tanah Air, apa pun perilaku jemaah Indonesia juga akan dilihat masyarakat dunia.
Selain itu, Menag berharap jemaah haji Indonesia mendoakan keluarga dan saudaranya agar bisa segera menyusul terpanggil untuk beribadah ke Tanah Suci.
Indonesia pada 2018 mendapatkan kuota sebanyak 221 ribu orang atau mengalami penambahan sebanyak 10 ribu dari kuota haji pada 2017.
Sebanyak 37.055 jemaah di antara-nya diberangkatkan dari Embarkasi Surabaya, yang meliputi 35.270 orang asal Jawa Timur, 700 dari Bali, dan 670 dari Nusa Tenggara Timur.
Selain kloter 1, Embarkasi Surabaya kemarin juga memberangkatkan jemaah haji kloter 2 asal Kabupaten Bondowoso dan kloter 3 asal Kabupaten Banyuwangi.
"Kami berharap bisa menjalankan ibadah haji tahun ini dengan lancar, tanpa kendala, hingga dapat kembali ke Tanah Air dengan selamat," kata Zainul Hasan, 30, jemaah haji asal Situbondo.
Waspadai Mina
Menteri Agama juga menyampaikan bahwa yang perlu diwaspadai di musim haji 2018 ini ialah terkait dengan kawasan Mina. Menurut Menag, di Mekah bisa memperluas wilayah tempat tinggal para jemaah, tetapi di Mina sangat terbatas.
"Maka puncak stamina jemaah yang sudah lelah dan tinggal di tenda-tenda ini butuh perhatian lebih. Di Mina yang perlu ditambah ialah tenda- tenda dan toilet. Kami bersama negara-negara lain telah berunding, bahwa menambah kuota sangat tidak mungkin dengan keadaan Mina seperti sekarang," katanya.
Sementara itu, terkait dengan ken-dala proses keimigrasian melalui rekam biometrik, Menteri Agama menilai itu hanya kendala teknis, bukan prinsip. "Kendala itu sekarang sudah bisa diatasi," kata Lukman.
Mulai tahun ini, perekaman sidik jari dan data biometrik bagi calon jemaah haji memang diberlakukan di 13 embarkasi di Indonesia. Sistem tersebut diharapkan bisa mempercepat waktu proses pemeriksaan imigrasi di Bandara Madinah dan Jeddah yang biasanya memakan waktu hingga 7 jam. ((HS/Medcom.id/Ant/X-11)