Ketan mangga Thailand baru-baru ini dinobatkan sebagai puding beras terbaik kedua di dunia oleh TasteAtlas
Ekspor mangga Thailand melonjak sebesar 130% pada kuartal pertama tahun ini, mencapai 1,6 miliar baht (sekitar Rp450 miliar lebih), dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tidak mau kalah, ekspor ketan mangga mengalami peningkatan signifikan sebesar 13%, dengan total sekitar 1 miliar baht (sekitar Rp441 milair).
Chotima Iemsawasdikul, Direktur Jenderal Departemen Perundingan Perdagangan Thailand, mengaitkan lonjakan ini dengan meningkatnya popularitas global ketan mangga Thailand. Baru-baru ini dinobatkan sebagai puding beras terbaik kedua di dunia oleh TasteAtlas, makanan penutup favorit ini telah memikat selera di seluruh dunia, membuka peluang baru bagi eksportir Thailand.
“Peringkat ini telah meningkatkan permintaan ketan mangga secara signifikan di banyak negara.
“Ini adalah saat yang tepat bagi eksportir kami untuk memanfaatkan Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) yang ada dengan ASEAN, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, India, Chili, Peru, dan Hong Kong.”
Thailand dengan bangga berdiri sebagai eksportir mangga terbesar kelima secara global dan eksportir ketan terbesar kedua. Chotima menyoroti, dari sembilan negara ASEAN, hanya Laos dan Kamboja yang mengenakan pajak impor sebesar 5% pada mangga Thailand. Sebaliknya, Tiongkok, Jepang, Hong Kong, Australia, Selandia Baru, India, Chili, dan Peru menyambut mangga Thailand bebas bea, sementara Korea Selatan mengenakan pajak sebesar 24%.
Mengenai beras ketan, hal ini merupakan kesepakatan yang baik bagi banyak negara: Australia, Selandia Baru, Hong Kong, Laos, Kamboja, Singapura, Brunei, dan Chile tidak memungut pajak impor. Sementara itu, Tiongkok telah mengurangi pajak impor menjadi 50%, Indonesia menjadi 30%, dan Malaysia menjadi 32%, lapor Thai PBS World.
Menambah hiruk pikuk ekspor, ketan mangga beku siap saji kini dikirim ke 16 negara, semuanya tidak dikenakan pajak impor.
