Kamboja Putar Balikan Fakta, Thailand Ungkap Bukti Kamboja Gunakan Ranjau Darat Baru

Thailand juga menyoroti penolakan Kamboja untuk bekerja sama dalam upaya pembersihan ranjau darat.


Bangkok, Suarathailand- Tentara Kerajaan Thailand memberikan bukti kepada diplomat internasional untuk membantah klaim Kamboja bahwa ranjau darat yang baru ditemukan merupakan sisa-sisa lama atau "jebakan".

Bukti Thailand tersebut mencakup penempatan ranjau taktis di depan posisi pasukan Kamboja, video tentara Kamboja yang menangani ranjau, dan penemuan ranjau baru di wilayah yang sebelumnya dinyatakan bersih.

Para pejabat Thailand juga menyoroti penolakan Kamboja untuk bekerja sama dalam upaya pembersihan ranjau darat bersama sebagai bukti kurangnya transparansi dan pelanggaran prinsip-prinsip kemanusiaan.

Tentara Kerajaan Thailand telah melancarkan pembelaan yang tegas atas posisinya terkait meningkatnya ketegangan dengan Kamboja, dengan memberikan bukti terperinci kepada diplomat internasional bahwa Kamboja telah menggunakan ranjau darat terhadap pasukan Thailand.

Mayor Jenderal Winthai Suvaree, juru bicara angkatan darat, menyatakan bahwa bukti tersebut secara langsung bertentangan dengan klaim Kamboja bahwa ranjau darat tersebut merupakan "jebakan" atau sisa-sisa lama dari konflik masa lalu.

Pengarahan berlangsung di Provinsi Si Sa Ket, di mana Menteri Luar Negeri menjamu delegasi diplomat dari negara-negara anggota ASEAN, serta perwakilan dari negara-negara pihak dalam Perjanjian Ottawa, organisasi internasional, dan LSM yang berfokus pada pembersihan ranjau darat.

Selama sesi tersebut, para pejabat Thailand menegaskan bahwa Kamboja terus memutarbalikkan fakta, meskipun banyak bukti yang menunjukkan penggunaan ranjau darat sebagai senjata.

Tentara Kerajaan Thailand menyoroti delapan poin kunci untuk mendukung klaimnya:

Penempatan Taktis: Pada lima kesempatan terpisah—di Chong Bok, Chong Anma, Kuil Ta Kwai, Pangkalan Kritsana, dan Kuil Ta Muen Thom—ranjau darat ditemukan ditempatkan secara sistematis di garis pertahanan di depan posisi pasukan Kamboja.

Penargetan Personel Thailand: Dalam kelima insiden tersebut, hanya personel Thailand yang terdampak. Sebagaimana ditunjukkan oleh Mayor Jenderal Winthai, hal ini membuat "mustahil bagi pihak Thailand untuk melukai pasukannya sendiri."

Penemuan Pasca-Gencatan Senjata: Selama operasi keamanan di Phu Makuea pada 4 Agustus, para insinyur militer Thailand menemukan sejumlah besar ranjau darat PMN-2 yang disembunyikan di wilayah yang sebelumnya diduduki oleh pasukan Kamboja.

Bukti Media Sosial: Rekaman seorang influencer media sosial Kamboja ditemukan sedang merekam di dekat Kuil Ta Kwai, dengan sekelompok ranjau darat PMN-2 terlihat di latar belakang.

Informasi dari Sumber: Tentara Kerajaan Thailand telah memperoleh video beserta audio yang memperlihatkan tentara Kamboja sedang mengumpulkan dan memindahkan ranjau darat PMN-2 ke lokasi baru.

Penolakan Kerja Sama: Kamboja telah menolak proposal Thailand untuk upaya pembersihan ranjau darat bersama, meskipun citra internasionalnya sebagai negara yang berkomitmen terhadap upaya anti-ranjau darat dan penerima dana tahunan yang signifikan untuk pembersihan.

Operasi Pembersihan Sebelumnya: Pusat Aksi Ranjau Thailand (TMAC) telah menyelesaikan operasi pembersihan di Chong Bok dan Chong Anma pada tahun 2019, membersihkan 1.300 ranjau darat. TMAC mengonfirmasi bahwa tidak ada ranjau darat PMN-2 yang ditemukan selama operasi tersebut.

Kurangnya Transparansi: TMAC melaporkan bahwa Kamboja sering menolak untuk bekerja sama dalam pembersihan ranjau darat di dekat perbatasan, sebuah "sikap mencurigakan" yang mencerminkan kurangnya transparansi.

Mayjen Winthai menyimpulkan dengan menyatakan bahwa semua bukti yang disajikan dapat diverifikasi dan penting untuk membagikan fakta-fakta ini kepada komunitas internasional.

Ia menekankan bahwa penggunaan ranjau darat oleh Kamboja untuk menyerang pasukan Thailand merupakan pelanggaran langsung terhadap prinsip-prinsip kemanusiaan dan kewajiban internasional.

Share: