Genjot Ekonomi, Thailand Perluas Hak Tanam Ganja untuk Medis

Wakil Perdana Menteri dan Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul memastikan, legalisasi ganja yang terkontrol akan meningkatkan sektor kesehatan, pertanian bahkan wisatawan medis. Diketahui, pada 2018 Thailand menjadi pertama di Asia Tenggara yang melegalkan penggunaan obat dari ganja.


"Budi daya dan peredaran ganja saat ini dilakukan hanya oleh lembaga pemerintah atau organisasi yang diatur secara ketat. Tanaman itu tetap menjadi obat kategori lima, yang berarti penggunaan secara bebas dilarang. Kepemilikan ganja ilegal diancam hukuman penjara 10 tahun, sementara perdagangan ilegal dapat dihukum penjara seumur hidup atau hukuman mati."

Pemerintah Thailand siap menggenjot perekonomian negarannya yang sedang terpukul pandemi Covid-19 terutama sektor pariwisata dan pertanian. Thailand menyiapkan melalui regulasi baru yang akan memudahkan budi daya dan penjualan mariyuana alias ganja guna kepentingan medis.

Pada 4 Agustus lalu, Negeri Gajah Putih tersebut telah mengamandemen Undang-Undang Narkotika, yang akan mengizinkan operator medis swasta, produsen obat tradisional termasuk petani untuk menanam dan memperdagangkan ganja terutama bagi kebutuhan ekspor dan impor.

Wakil Perdana Menteri dan Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul memastikan, legalisasi ganja yang terkontrol akan meningkatkan sektor kesehatan, pertanian bahkan wisatawan medis. Diketahui, pada 2018 Thailand menjadi pertama di Asia Tenggara yang melegalkan penggunaan obat dari ganja.

"Thailand sudah menjadi tujuan wisata bagi banyak turis asing, dan ganja akan menjadi daya tarik lain bagi negara dan wisatawan medis. Maka dengan ini akan hadir lisensi untuk mendapatkan hak menanam, memproduksi dan mengekspor mariyuana," ujar Direktur Jenderal Departemen Pengobatan Tradisional dan Alternatif Thailand, Marut Jirasrattasiri.

"Thailand sudah menjadi tujuan wisata bagi banyak turis asing, dan ganja akan menjadi daya tarik lain bagi negara dan wisatawan medis. Maka dengan ini akan hadir lisensi untuk mendapatkan hak menanam, memproduksi dan mengekspor mariyuana," ujar Direktur Jenderal Departemen Pengobatan Tradisional dan Alternatif Thailand, Marut Jirasrattasiri dikutip dari Bloomberg pada Senin (10/8/2020).

Melalui upaya tersebut, pemerintah Thailand yakin petani setempat akan mendapatkan lebih banyak pilihan untuk mendapatkan penghasila di tengah keterpurukan akibat pandemi Covid-19. Dalam praktiknya, prioritas pendanaan akan diutamakan kepada investor Thailand sendiri.

“Kami ingin menggunakan uang Thailand untuk saat ini, terutama kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, penelitian, dan produksi. Kami tidak ingin orang asing masuk dan berinvestasi, lalu menuai semua keuntungan,” kata Marut.

Budi daya dan peredaran ganja saat ini dilakukan hanya oleh lembaga pemerintah atau organisasi yang diatur secara ketat. Tanaman itu tetap menjadi obat kategori lima, yang berarti penggunaan secara bebas dilarang. Kepemilikan ganja ilegal diancam hukuman penjara 10 tahun, sementara perdagangan ilegal dapat dihukum penjara seumur hidup atau hukuman mati. 

Budi daya dan peredaran ganja saat ini dilakukan hanya oleh lembaga pemerintah atau organisasi yang diatur secara ketat. Tanaman itu tetap menjadi obat kategori lima, yang berarti penggunaan secara bebas dilarang. Kepemilikan ganja ilegal diancam hukuman penjara 10 tahun, sementara perdagangan ilegal dapat dihukum penjara seumur hidup atau hukuman mati. 


Share: