FIFA Dikecam Beri Penghargaan Perdamaian kepada Trump, Disinggung Soal Genosida Gaza

Penghargaan ini dinilai sebagai upaya menutupi rekam jejak Trump dalam mendukung Israel, serangan mematikan di Laut Karibia, serta pelanggaran HAM di dalam negeri AS.


AS, Suarathailand- Presiden Amerika Serikat menerima hadiah perdamaian baru dari Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) di atas panggung di Kennedy Centre sebelum pengundian untuk Piala Dunia pertama yang beranggotakan 48 tim. Memberikan awal yang baik bagi turnamen tersebut bagi juara bertahan Argentina dan khususnya Spanyol yang sangat diunggulkan.

Gianni Infantino, kepala badan sepak bola dunia (FIFA) dan sekutu dekat Trump, menyerahkan penghargaan tersebut kepada pria berusia 79 tahun tersebut dalam upacara di Kennedy Center, Washington.

"Terima kasih banyak. Ini sungguh salah satu kehormatan terbesar dalam hidup saya. Dan di luar penghargaan, Gianni dan saya sedang mendiskusikan hal ini, kami telah menyelamatkan jutaan nyawa," kata Trump.

Infantino mengatakan Trump memenangkan penghargaan tersebut atas tindakan "luar biasa dan luar biasa" dalam mempromosikan perdamaian dan persatuan di seluruh dunia.


FFA Dikritik Keras

FiFA dikritik keras atas pemberian penghargaan perdamaian kepada Donald Trump.  Salah satu kecaman lantang datang dari Craig Mokhiber, mantan pejabat PBB dan aktivis HAM yang sejak lama mendesak agar Israel dikeluarkan dari sepak bola internasional karena perang di Gaza yang digambarkannya sebagai tindakan genosida.

Mokhiber menyebut langkah Infantino sebagai “perkembangan yang benar-benar memalukan.”

“Tidak puas dengan dua tahun keterlibatan FIFA dalam genosida di Palestina, Infantino dan kroni-kroninya kini membuat ‘hadiah perdamaian’ baru untuk menjilat Donald Trump,” ujarnya, kepada Al Jazeera, dikutip Sabtu (6/12/2025).

Dia juga menilai penghargaan itu sebagai upaya menutupi rekam jejak Trump dalam mendukung Israel, serangan mematikan di Laut Karibia, serta pelanggaran HAM di dalam negeri AS.

Sikap Infantino yang menolak menjatuhkan sanksi terhadap Israel selama perang Gaza, dengan alasan sepak bola “tak bisa menyelesaikan masalah geopolitik”, membuat kritik publik semakin keras.

Share: