Terminal kapal pesiar akan berfungsi sebagai pelabuhan hibrida.
Bangkok, Suarathailand- Departemen Kelautan Thailand menugaskan konsultan untuk mempelajari kelayakan dan desain pelabuhan untuk menampung kapal-kapal pesiar. Mengingat Thailand memiliki potensi besar dikunjungi banyak kapal pesiar.
Proyek ini telah dialokasikan anggaran sebesar 156,15 juta baht (Rp70 miliar)untuk tahun 2020-23 di bawah rencana pembangkitan pendapatan pariwisata terpadu.
Rencana pengembangan terminal kapal pesiar besar mencakup tiga proyek:
1. Proyek pengembangan terminal kapal pesiar di distrik Koh Samui, provinsi Surat Thani
Proyek ini akan mengembangkan area seluas sekitar 47 rai (7,52 hektar). Total biaya investasi adalah 12,172 miliar baht (Rp5,4 triliun). Proyek ini akan didasarkan pada model biaya bersih kemitraan publik-swasta. Sektor swasta bertanggung jawab atas semua konstruksi dan operasi, sementara pemerintah akan membayar kembali investasi infrastruktur selama periode 10 tahun.
Proyek ini dijadwalkan akan dimulai pada tahun 2025 dan berlanjut hingga tahun 2061, dengan konstruksi dimulai pada tahun 2029 dan terminal resmi dibuka pada tahun 2032. Terminal ini akan memiliki masa pakai 30 tahun, dan diharapkan dapat menampung 200.000 hingga 400.000 wisatawan dan 240 perjalanan kapal pesiar per tahun.
Studi tersebut memperkirakan bahwa terminal kapal pesiar besar di Koh Samui akan menghasilkan nilai ekonomi sekitar 46 miliar baht selama 30 tahun dengan tingkat pengembalian ekonomi yang diharapkan melebihi 15%.
Departemen Kelautan telah menyerahkan laporan studi tersebut kepada Kantor Kebijakan Perusahaan Negara untuk dipertimbangkan. Diharapkan proyek tersebut dapat diserahkan kepada Kabinet untuk disetujui pada akhir tahun 2024.
2. Proyek Pengembangan Pelabuhan Laut Dalam Phuket untuk menampung kapal pesiar besar
Proyek ini bertujuan meningkatkan Pelabuhan Laut Dalam Phuket agar dapat menampung kapal pesiar besar di sepanjang pantai Andaman. Diharapkan selesai pada akhir tahun 2024. Pembangunan akan meliputi perpanjangan dermaga, pengerukan kedalaman alur hingga 10,5 meter dari permukaan air laut terendah atau 12,8 meter dibandingkan dengan permukaan laut rata-rata.
Selain itu, proyek akan meliputi pengerukan untuk memperluas kolam putar kapal, membangun pemecah gelombang, memasang lampu pemecah gelombang, dan membangun terminal penumpang dengan peralatan yang diperlukan untuk memenuhi standar terminal pelayaran yang berfungsi sebagai pelabuhan asal.
Setelah peningkatan selesai, Pelabuhan Laut Dalam Phuket akan berpotensi beroperasi sebagai pelabuhan hibrida, berfungsi baik sebagai pelabuhan asal kapal pesiar menengah hingga kecil maupun sebagai pelabuhan persinggahan yang mampu menampung kapal pesiar terbesar di Asia, dengan kapasitas penumpang 4.200-4.900 orang.
3. Proyek Pembangunan Terminal Kapal Pesiar Besar di Teluk Thailand bagian atas di Dermaga Bali Hai, Kota Pattaya, Provinsi Chonburi
Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan area Dermaga Bali Hai di Kota Pattaya menjadi pelabuhan hibrida. Terminal tersebut akan berfungsi sebagai pelabuhan asal, dengan kapasitas untuk menampung 1.500 penumpang per jam, dan pelabuhan persinggahan, dengan kemampuan untuk menangani 3.500 hingga 4.000 penumpang per jam.
Selain itu, pelabuhan tersebut akan dikembangkan untuk menampung kapal pesiar terbesar di dunia, yang memungkinkan dua kapal pesiar besar berlabuh secara bersamaan, dengan panjang dermaga 300 meter. Proyek tersebut juga mencakup pembangunan terminal penumpang, pengembangan area parkir untuk mendukung koneksi darat ke destinasi wisata, dan pembuatan fasilitas untuk kapal penumpang dan speedboat untuk menghubungkan wisatawan ke berbagai pulau.
Menurut studi pendahuluan, perkiraan investasi untuk proyek tersebut adalah 7,412 miliar baht. Departemen Kelautan akan mengundang partisipasi sektor swasta melalui model biaya bersih KPS, dengan konsesi selama 30 tahun. Proses lelang diperkirakan akan dimulai pada tahun 2025, diikuti dengan dimulainya konstruksi pada tahun 2026. Pembangunan akan memakan waktu empat tahun, dan terminal diperkirakan akan mulai beroperasi pada tahun 2031.