Vaksin AstraZeneca buatan Thailand menggunakan teknologi vektor virus AstraZeneca.
Sampel vaksin AstraZeneca yang dilisensikan untuk diproduksi secara lokal oleh Siam Bioscience telah melewati standar yang ditetapkan oleh Departemen Ilmu Kedokteran (DMS).
Direktur Jenderal DMS Dr Supakit Sirilak mengatakan pada hari Selasa (27/4) sampel dari lima model vaksin yang telah diuji telah diserahkan ke departemen untuk disetujui. Vaksin yang telah terdaftar di Food and Drug Administration (FDA) diproduksi menggunakan teknologi vektor virus AstraZeneca.
Setelah menerima sampel, departemen telah menjalankan pengujian terhadap sampel tersebut dan menemukan bahwa vaksin memenuhi semua kriteria manufaktur yang ditentukan dalam pendaftaran.
Vaksin lulus uji lengkap untuk persyaratan seperti komposisi kimia dan keamanan. Hasil analisis kualitas vaksin akan dikutip dalam mendukung produksi massal vaksin oleh Siam Bioscience, menurut kepala DMS.
Jumat pekan lalu, FDA memberi lampu hijau pada Siam Bioscience untuk menambah kapasitas produksinya. Perusahaan diharapkan mengirimkan batch pertama vaksin yang diproduksi secara lokal kepada pemerintah bulan depan. Jumlah pasokan lebih lanjut dialokasikan untuk ekspor.
Dalam perkembangan terkait, National Vaccine Institute (NVI) dan Department of Disease Control (DDC) akan bersama-sama memesan vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh Pfizer, kata direktur NVI Nakhon Premsri.
Dr. Nakhon mengatakan pejabat Kementerian Kesehatan Masyarakat telah bertemu dengan perusahaan dan mereka setuju bahwa NVI dan DDC akan memesan vaksin dan menangani dokumen untuk mempercepat pengiriman vaksin.
Vaksin Pfizer diharapkan lebih cocok untuk segmen populasi usia sekolah. Vaksin sekarang dapat disimpan pada suhu yang lebih tinggi dari sebelumnya dan memudahkan pengangkutan.
Pemerintah Thailand berencana untuk lebih mempercepat distribusi vaksin Covid-19 dengan meminta rumah sakit yang dikelola swasta memberikan suntikan kepada publik, Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha mengatakan hal itu pada hari Selasa (27/4).
Dalam posting Facebook pada hari Senin, Jenderal Prayut mengatakan pemerintah berencana untuk mendapatkan 10-15 juta dosis dalam sebulan dari beberapa produsen dan bermaksud menyuntik sekitar 30 juta orang selama tiga bulan ke depan dan 50 juta pada akhir tahun.
Jenderal Prayut juga pada hari Selasa (27/4) berterima kasih kepada komunitas bisnis atas tawaran mereka dalam membantu meningkatkan distribusi vaksin. (BangkokPost)