Pemerintah Thailand melakukan upaya progresif untuk menekan angka penularan virus corona di negara tersebut. Salah satu langkah yang diambil yaitu menutup semua lembaga pendidikan termasuk sekolah lokal dan internasional, universitas dan pusat pendidikan. Penutupan fasilitas pendidikan di Negeri Gajah Putih itu dimulai 18 Maret hingga 31 Maret 2020.
Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha mengatakan, kebijakan tersebut diambil sebagai bagian dari upaya untuk mengekang penyebaran Covid-19.
"Mengenai tempat-tempat di mana orang berkumpul untuk melakukan kegiatan bersama dan dengan itu dapat dengan mudah menyebabkan penyakit menyebar ... termasuk universitas, sekolah internasional, pusat konstitusi dan setiap lembaga (pendidikan) lainnya, mereka diharuskan untuk menutup sementara dari Rabu selama dua minggu," kata PM Prayut dilansir dari Channel News Asia.
Selain itu, tempat-tempat olahraga dan outlet hiburan di sekitar ibu kota Bangkok juga akan ditutup selama periode ini. Ini termasuk stadion tinju, tempat balap kuda, pub, teater dan panti pijat. "Toko-toko dan restoran akan tetap buka tetapi diharuskan menggunakan langkah-langkah tambahan untuk mengurangi risiko infeksi," ujar perdana menteri.
Hari libur umum Thailand dari 13 April hingga 15 April, yang menandai festival air populer Songkran, juga telah ditunda seperti diusulkan oleh komite Thailand yang menangani Covid-19.
"Saat ini, negara fokus pada memperlambat wabah," jelas Prayut.
Perdana menteri juga mengumumkan bahwa para pelancong dari China termasuk Hong Kong dan Makau, Italia, Iran dan Korea Selatan diharuskan memiliki asuransi kesehatan dan sertifikat medis yang dikeluarkan dalam waktu tiga hari sebelum memasuki Thailand. Baik proses masuknya melalui akses udara, laut atau darat.