Thailand Siap Jadi Pusat Ekonomi Regional Utama setelah Sukses di APEC dan ASEAN

Strategi Thailand untuk menjadi pusat regional dibangun di atas empat pilar utama: ketahanan pangan, logistik, ekonomi digital, dan ekonomi hijau.


Bangkok, Suarathailand- Setelah pertemuan yang sukses di KTT ASEAN dan forum APEC, Perdana Menteri Anutin menyatakan bahwa Thailand siap menjadi pusat ekonomi regional utama.

Misi diplomatik tersebut berhasil mencapai kesepakatan ekonomi yang signifikan, termasuk peningkatan kuota ekspor beras Thailand ke Tiongkok sebesar 500.000 ton dan perluasan kesempatan kerja di Korea Selatan.

Strategi Thailand untuk menjadi pusat regional dibangun di atas empat pilar utama: ketahanan pangan, logistik, ekonomi digital, dan ekonomi hijau.

Kemitraan bilateral lebih lanjut telah dijalin dengan negara-negara seperti Singapura dan Brunei, dengan fokus pada perdagangan beras, makanan halal, dan investasi teknologi tinggi.

Perundingan tingkat tinggi berhasil mencapai peningkatan ekspor beras Thailand ke Tiongkok sebesar 500.000 ton dan mendorong peningkatan perdagangan dan kerja sama digital di seluruh Asia Tenggara dan Pasifik.

Perdana Menteri Anutin Charnvirakul telah kembali dari misi diplomatik besar, menyatakan bahwa Thailand berada di posisi yang kokoh untuk menjadi pusat ekonomi kawasan setelah pertemuan-pertemuan produktif di KTT ASEAN dan forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).

Berbicara setelah kunjungannya ke Kuala Lumpur, Malaysia, dan Gyeongju, Korea Selatan, Anutin, yang juga menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri, mengumumkan keberhasilan diskusi dengan 15 pemimpin dunia, tiga organisasi internasional, dan lebih dari 20 eksekutif perusahaan terkemuka.

Ia menekankan bahwa kesepakatan yang dihasilkan akan secara langsung menghasilkan peluang ekonomi dan pendapatan bagi penduduk Thailand.

Pemerintah telah menetapkan empat pilar strategis inti untuk memperkuat peran Thailand sebagai "Pusat Kawasan": ketahanan pangan, logistik, ekonomi digital, dan ekonomi hijau.

Terobosan-terobosan penting yang dicapai selama misi tersebut antara lain:

Kemenangan Perdagangan dengan Tiongkok: Sebuah kesepakatan penting dicapai dengan Tiongkok untuk meningkatkan kuota impor beras Thailand sebesar 500.000 ton, di samping janji-janji dukungan untuk sektor pariwisata Thailand.

Tenaga Kerja dan Pariwisata: Kemajuan telah dicapai dalam peningkatan kuota tenaga kerja Thailand di Korea Selatan dan perluasan kerja sama pariwisata dengan Kanada.

Akses Pasar: Diskusi mendorong upaya untuk membuka pasar baru bagi produk pertanian Thailand dan mempromosikan produk di Malaysia.

Perdana Menteri juga mengonfirmasi perjanjian bilateral penting, termasuk kerja sama dengan Singapura dalam perdagangan beras, peninjauan Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) ASEAN-India, dan kemitraan dengan Brunei dalam bidang makanan halal, wisata kebugaran, dan investasi teknologi tinggi.

Selain keuntungan ekonomi, Anutin melaporkan dukungan kuat dari berbagai negara, termasuk AS, Tiongkok, Kanada, Korea Selatan, dan Australia, atas inisiatif Thailand untuk memperkuat kerja sama dalam menanggulangi kejahatan transnasional.

Ia menegaskan bahwa pertemuannya dengan para pemimpin dari Amerika Serikat dan Tiongkok berlangsung positif, dengan semua pihak sepakat tentang perlunya meningkatkan stabilitas ekonomi global dan hubungan internasional yang kuat.

Menutup pernyataannya, Perdana Menteri menegaskan kembali bahwa seluruh misi dijalankan dengan mengutamakan kepentingan terbaik bangsa, dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip integritas, transparansi, dan hukum Thailand.

Beliau menyatakan keyakinannya bahwa kolaborasi baru ini akan menghasilkan peningkatan kualitas hidup yang aman dan berkelanjutan bagi seluruh warga negara Thailand.

Share: