Thailand Setujui Pembelian Jet Gripen Senilai Rp50 Triliun dari Swedia

Pengadaan ini tidak hanya bertujuan  meningkatkan kemampuan keamanan militer tetapi juga berfungsi sebagai mekanisme vital bagi pembangunan nasional di bidang ekonomi, sosial, pendidikan, dan teknologi.


Bangkok, Suarathailand- Kabinet Thailand menyetujui kompensasi ekonomi sebesar 100 miliar baht (sekitar Rp50 triliun) dari pembelian satu skuadron jet Gripen E/F. Panglima Angkatan Udara akan menandatangani kesepakatan di Swedia pada 25 Agustus.

Marsekal Udara Praphat Sonjaidee, Juru Bicara Angkatan Udara Kerajaan Thailand (RTAF), pada Selasa (19 Agustus) mengungkapkan hasil rapat Kabinet yang diadakan pada hari yang sama mengenai "Penggantian Jet Tempur untuk RTAF dan Kompensasi Pertahanan."

Poin-poin utamanya adalah sebagai berikut:

Kabinet telah menyetujui kelanjutan proyek pengadaan jet tempur RTAF, yang mencakup kompensasi "Kompensasi Pertahanan" dari Saab AB.

Pengadaan ini tidak hanya bertujuan  meningkatkan kemampuan keamanan militer tetapi juga berfungsi sebagai mekanisme vital bagi pembangunan nasional di bidang ekonomi, sosial, pendidikan, dan teknologi. Kabinet menyetujui kompensasi ekonomi sebesar 100 miliar baht untuk pembelian jet Gripen


Poin-poin utama diskusi meliputi:

Kepatuhan terhadap hukum: Pemerintah dan instansi terkait telah meninjau peraturan dan prosedur secara menyeluruh untuk memastikan transparansi dan legalitas.

Manfaat multidimensi: Kompensasi dari Saab AB akan memperkuat keamanan, mendukung industri, meningkatkan teknologi, dan meningkatkan pendidikan di Thailand.

Upaya kolaboratif: RTAF akan bekerja sama erat dengan instansi pemerintah terkait untuk memastikan proyek ini memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.

Fokus pada publik: Investasi keamanan ini akan berkontribusi langsung pada pembangunan nasional dan meningkatkan kualitas hidup warga negara Thailand.

Juru bicara tersebut juga menambahkan bahwa RTAF berkomitmen untuk melaksanakan pengadaan jet tempur dengan transparansi, kehati-hatian, dan kolaborasi di semua sektor untuk memastikan proyek ini tidak hanya memperkuat pertahanan nasional tetapi juga berfungsi sebagai investasi untuk masa depan seluruh rakyat Thailand.

Marsekal Udara Panpakdee Pattanakul, Panglima RTAF, dijadwalkan bertolak ke Swedia untuk menandatangani perjanjian pembelian Gripen pada 25 Agustus.


Kebijakan Offset Pertahanan (Defence Offset Policy), sebuah paket kompensasi ekonomi, akan memberikan Thailand sekitar 100 miliar baht dari pembelian 12 jet tempur Gripen E/F senilai 60 miliar baht.


Kebijakan Offset adalah pengaturan ekonomi strategis di mana negara pembeli menerima manfaat ekonomi atau kompensasi sebagai imbalan atas perolehan alutsista atau barang militer.


Hal ini biasanya melibatkan perjanjian dengan pemasok pertahanan, di mana penjual berkomitmen untuk melakukan investasi, transfer teknologi, atau kontribusi lain yang menguntungkan perekonomian pembeli.


Manfaat ini dapat mencakup penciptaan lapangan kerja, pengembangan industri, kemajuan teknologi, atau program pendidikan.


Tujuan dari kebijakan tersebut adalah untuk memastikan bahwa negara yang melakukan pembelian alutsista tidak hanya meningkatkan keamanannya tetapi juga memperoleh keuntungan ekonomi, teknologi, dan sosial dari transaksi tersebut, sehingga kesepakatan tersebut lebih bermanfaat daripada sekadar pengadaan alutsista.

Share: