Ikut campur Kamboja soal pemerintahan Thailand merupakan pelanggaran serius terhadap Piagam ASEAN, Piagam PBB, dan hukum internasional.
Bangkok, Suarathailand- Kementerian Luar Negeri Thailand mengeluarkan klarifikasi pada hari Rabu mengenai komentar yang dibuat oleh para pemimpin Kamboja di media sosial dalam beberapa hari terakhir, mencakup seruan untuk perubahan kepemimpinan pemerintah di Thailand.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Nikorndej Balankura menyatakan bahwa pemerintah Thailand memandang pernyataan tersebut sebagai campur tangan dalam urusan internal Thailand. Dan hal ini yang merupakan pelanggaran serius terhadap Piagam ASEAN, Piagam PBB, dan hukum internasional.
Pemerintah Thailand meminta para pemimpin Kamboja untuk segera menghentikan tindakan tersebut, karena tindakan tersebut berdampak buruk pada hubungan bilateral. Kementerian lebih lanjut mendesak Kamboja untuk mengatasi masalah antara kedua negara melalui cara damai.
Menurut laporan dari Fresh News Kamboja pada hari Selasa, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet menyatakan bahwa Kamboja tidak mencampuri urusan internal negara lain dan bahwa setiap negara harus menyelesaikan masalah internalnya secara independen.
Ia juga memperingatkan agar tidak ada yang menyalahkan atau menuduh Kamboja dan menegaskan kembali bahwa Kamboja akan membalas jika dituduh secara tidak adil.
Menanggapi pernyataan yang disampaikan oleh Ketua Senat Kamboja Hun Sen tentang masalah politik, Hun Manet mengatakan keputusan mengenai badan pemerintah berada di tangan Perdana Menteri. Ia menjelaskan bahwa rujukan Kamboja terhadap situasi politik di Thailand hanyalah reaksi terhadap tuduhan dan hinaan dari Thailand.
Hun Manet menekankan meskipun Thailand menuduh pemerintah Kamboja, khususnya Hun Sen, mencampuri urusan dalam negeri Thailand, Kamboja tidak terlibat dalam tindakan tersebut. Ia menekankan bahwa masalah yang berkaitan dengan partai politik, pengangkatan, atau pemecatan adalah masalah internal yang harus ditangani Thailand.
Perdana Menteri Kamboja menambahkan sudah saatnya bagi Kamboja untuk bersuara. Secara historis, Kamboja telah menahan diri untuk menghindari konflik, bahkan ketika Thailand telah memprovokasi dan menyalahkan Kamboja secara tidak adil.
Hun Manet menyatakan Kamboja memiliki bukti provokasi Thailand tetapi telah memilih untuk tidak memperburuk situasi.
Beliau mengakhiri pidatonya dengan menegaskan kembali tindakan Kamboja semata-mata ditujukan untuk melindungi martabat, kedaulatan, integritas teritorial, dan kepentingan nasional negara tersebut.