PM Thailand menyebut Thailand siap mencadangkan dosis vaksin Covid-19 dari perusahaan Inggris dan siap menerima lisensi untuk memproduksinya pada pertengahan 2021.
Thailand siap untuk memproduksi dan mendistribusikan vaksin Covid-19 kepada anggota pengelompokan Strategi Kerja Sama Ekonomi (Acmecs) Ayeyawady-Chao Phraya-Mekong pada pertengahan 2021, kata Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha.
PM Prayuth mengatakan hak itu di Gedung Pemerintah selama KTT Acmec ke-9 yang diadakan secara online pada Rabu (912). Acara ini dihadiri para pemimpin dari empat negara anggota lainnya, yakni Kamboja, Laos, Myanmar, Vietnam, dan sekretaris jenderal ASEAN.
Diselenggarakan oleh Kamboja, pertemuan tersebut berfokus pada dampak Covid-19 terhadap pendapatan masyarakat di sub-kawasan tersebut.
Jenderal Prayut mengatakan pada pertemuan tersebut bahwa Thailand akan membantu memperkuat Acmec, khususnya dalam hal kesehatan masyarakat.
PM Thailand menyebut Thailand siap mencadangkan dosis vaksin Covid-19 dari perusahaan Inggris dan siap menerima lisensi untuk memproduksinya pada pertengahan 2021.
"Thailand akan mengklasifikasikan obat-obatan dan vaksin Covid-19 sebagai barang publik sehingga orang-orang di wilayah Mekong memiliki akses yang sama dengan harga yang wajar," kata PM Thailand.
"Thailand akan mengklasifikasikan obat-obatan dan vaksin Covid-19 sebagai barang publik sehingga orang-orang di wilayah Mekong memiliki akses yang sama dengan harga yang wajar," kata PM Thailand.
Mengenai pemulihan dan pembangunan pasca pandemi, Thailand akan membantu mempromosikan sub-kawasan sebagai daerah yang aman dengan peluang ekonomi dan kemitraan, kata perdana menteri.
Thailand berjanji untuk menyumbang USD 200 juta (6 miliar baht) untuk proyek-proyek yang akan meningkatkan pembangunan sub-kawasan. Uang itu juga akan digunakan untuk mendirikan sekretariat Acmecs, menurut Jenderal Prayut.
Sementara itu, Thailand dan negara-negara tetangga di sub-kawasan Mekong telah menetapkan langkah-langkah untuk mencegah dan mengatasi masalah kabut asap dan asap pada tahun 2021.
Direktur Jenderal Departemen Pengendalian Pencemaran, Atthaphon Charoenchansa, mengatakan Thailand, Myanmar, dan Laos membahas persiapan untuk memerangi masalah tersebut selama konferensi video.
Negara-negara lain memuji Thailand atas penggunaan teknologi untuk mengelola kualitas udara, memberikan prakiraan kualitas udara selama tiga hari, pemantauan satelit, dan aplikasi untuk membantu memerangi kebakaran hutan. Kabut dan asap telah menjadi masalah tahunan di sub-kawasan tersebut, dan puncaknya dari Januari hingga April. (Bangkoks Post)




