Thailand dan Singapura Dalami Riset Penyakit Kuda Afrika

Penelitian mengungkapkan penyakit kuda afrika  ditularkan melalui vektor yang menyebar melalui gigitan nyamuk spesies culicoides.

Penyakit kuda Afrika (AHS) terlihat di Thailand tahun lalu (2020), dan itu mengejutkan para pejabat di sana dan negara-negara Asean lainnya.

Dr Charlene Judith Fernandez, direktur Pusat Ilmu Hewan dan Kedokteran Hewan mengatakan, "Itu benar-benar tidak terduga; tak seorang pun dalam mimpi terliar mereka akan pernah berpikir bahwa (AHS) akan pernah datang ke wilayah kami. Itu belum pernah terlihat di luar Afrika."

Sebelum Thailand melaporkan wabah virus pada kuda yang dibiakkan di sana ke Organisasi Kesehatan Hewan Dunia, Thailand telah memberi tahu rekan-rekan Asean-nya karena ini akan mempengaruhi pergerakan kuda di wilayah tersebut.

Dewan Taman Nasional (NParks) Singapura melihat peluang untuk melakukan kolaborasi riset dengan Thailand tentang virus yang hanya menyerang kuda afrika.

Sebuah laboratorium di Thailand kemudian membuat pengaturan untuk mengirim jaringan limpa dan sampel darah ke lab NParks di Singapura.

Wendy Sng, wakil direktur Manajemen Kesehatan Hewan di Animal and Veterinary Service, mengatakan, "Ada sembilan serotipe AHS dan kami harus mengidentifikasi mana itu, sehingga kami memiliki vaksin yang tepat di kemudian hari dan aspek mitigasi lainnya dapat dilakukan. disesuaikan.”

Penelitian mengungkapkan AHS adalah penyakit yang ditularkan melalui vektor yang menyebar melalui gigitan nyamuk spesies culicoides.

Wendy Sng mengatakan, "Virus ini ditularkan melalui spesies culicoides tertentu. Kami memiliki culicoides di Asia Tenggara, jadi itu menjadi perhatian yang sangat besar bagi kami."

Memahami apakah wilayah ini memiliki spesies culicoides spesifik menjadi yang terpenting, dan itu masih belum ditetapkan.

Sebelum penyebaran AHS, NParks telah berdiskusi dengan National Environment Agency (NEA) tentang bagaimana mereka dapat mengatasi berbagai kesenjangan dalam biosurveillance di Singapura, seperti vektor.

Wendy Sng mengatakan NEA sudah memodifikasi perangkap nyamuk yang ada untuk menangkap pengusir hama. Jadi ketika (wabah AHS di Thailand) terjadi, kami dengan cepat memobilisasi tim NEA untuk mengantisipasi.

Tidak ada kasus AHS yang ditemukan di Singapura. Namun berkat upaya kolaboratif dengan NEA dan rekan-rekan mereka dari Thailand, NParks berhasil mengumpulkan sampel pengusir hama dan jaringan kuda yang terinfeksi. (straitnews)

Share: