Tentara Thailand Kembali Kena Ranjau Darat Kamboja, Thailand Protes

Tentara tersebut menderita luka parah di pergelangan kaki kirinya. Ia dirawat di Rumah Sakit Phanom Dong Rak, kata Mayjen Winthai.


Surin, Suarathailand- Tentara Kerajaan Thailand telah memprotes ledakan ranjau darat Kamboja terbaru di daerah perbatasan Provinsi Surin, Thailand, pada Selasa pagi dan menyatakan akan menggunakan hak bela diri.

Mayjen Winthai Suvaree, juru bicara tentara, mengatakan ledakan ranjau darat terjadi pukul 09.10 pagi di rute patroli rutin personel pertahanan Thailand, sekitar satu kilometer dari reruntuhan kuil Ta Muen Thom di Surin.

Dalam insiden tersebut, tujuh anggota paramiliter dari Kompi Paramiliter Ranger 2610 sedang bertugas di rute patroli tersebut ketika Sersan Theerapol Piakhanthee menginjak ranjau darat anti-personel. Tentara tersebut menderita luka parah di pergelangan kaki kirinya. Ia dirawat di Rumah Sakit Phanom Dong Rak, kata Mayjen Winthai.

"Insiden ini merupakan bukti nyata bahwa Kamboja melanggar perjanjian gencatan senjata dan hukum humaniter internasional, terutama Perjanjian Ottawa yang melarang penggunaan dan pemasangan segala jenis ranjau darat anti-personel. Ini merupakan serangan langsung terhadap pasukan Thailand di wilayah Thailand," ujar juru bicara militer Thailand.

"Insiden semacam ini telah berulang di wilayah perbatasan dan mencerminkan niat buruk serta ancaman berkelanjutan Kamboja terhadap Thailand. Ini melanggar integritas teritorial Thailand dan bertentangan dengan perjanjian gencatan senjata yang dicapai dalam pertemuan Komite Perbatasan Umum baru-baru ini. Ini menegaskan bahwa Kamboja terus menggunakan senjata selama implementasi perjanjian gencatan senjata," kata Mayor Jenderal Winthai.

Tindakan Kamboja tersebut jelas menghambat implementasi gencatan senjata dan jelas menunjukkan bahwa Kamboja bermaksud mengancam Thailand dengan senjata militer tersembunyi, kata juru bicara tersebut.

Selama masa gencatan senjata, tidak boleh ada penggunaan senjata apa pun, ujarnya.

Ia yakin bahwa Kamboja merencanakan penggunaan ranjau darat secara sistematis untuk menyerang Thailand.

"Tentara telah bertindak secara damai dan tidak memulai konflik perbatasan," kata Mayor Jenderal Winthai. "Namun, jika tekanan terus meningkat, kami mungkin terpaksa menggunakan hak kami untuk membela diri berdasarkan hukum internasional, guna mengatasi kerugian yang diderita oleh personel militer Thailand akibat pelanggaran Kamboja terhadap perjanjian gencatan senjata dan kedaulatan Thailand."

Lima tentara Thailand telah kehilangan kaki mereka akibat ranjau darat Kamboja yang dipasang di tanah Thailand sejak ledakan ranjau darat dimulai pada 16 Juli, menyusul invasi Kamboja ke wilayah Thailand.

Kelima tentara tersebut termasuk di antara 13 tentara Thailand yang terluka akibat lima ledakan ranjau darat di provinsi Si Sa Ket, Surin, dan Ubon Ratchathani yang berbatasan dengan Kamboja.

Share: