Tak Cuma Agama, Sekolah Islam Thailand Ini Ajarkan Pluralisme-Nasionalisme


Sekolah Attarkiah Islamiah Institute di Provinsi Narathiwat menjadi salah satu sekolah Islam kebanggaan Kerajaan Thailand. Meski sekolah tersebut berbasis agama dan  hanya menerima murid beragama Islam, pihak sekolah mengedepankan  nilai-nilai multikultural dan pluralisme.

"Untuk mengembangkan  pendidikan murid-murid, kita tidak mengenal agama. Tidak boleh agama  menghalangi perkembangan pendidikan," kata Asisten Manager Sekolah  Attarkiah Islamiah Institute Luzan Toyib di Triat Road, Bangnak  Subdistrict, Muang District, Narathiwat, Thailand, Rabu (4/9/2019).

Luzan  menjelaskan, porsi kegiatan belajar-mengajar di Attarkiah Islamiah  Institute tak sepenuhnya soal agama. "Di sini kami mempunyai 273 guru  dengan 4.000 murid. Di sini 80 persen pendidikan Islam, 20 persen  universal," imbuh Luzan.



Meski sekolah berada di daerah perbatasan Thailand dan Malaysia atau  jauh dari Ibu Kota Bangkok, Luzan menuturkan pihaknya mendatangkan  guru-guru dari luar negeri yang berlatar belakang beraneka agama untuk  meningkatkan kualitas pendidikan anak didiknya.

"Kita Islamic School. Tetapi guru-guru di sini tidak hanya orang Islam. Guru kami ada yang  Kristen, Buddha. Tidak ada agama untuk pendidikan. Selain dari Thailand,  guru-guru di sini datang dari Inggris, guru volunter dari Belanda,  Filipina, Moroko," terang Luzan.

Tak hanya dituntut berbahasa  Thailand dan Arab, Luzan menerangkan murid-muridnya diberi pelajaran  bahasa Inggris, Melayu, dan Mandarin. Luzan menyebut sekolahnya tak  hanya semata-mata mengajarkan pendidikan akademik, namun menanamkan  sikap nasionalis kepada para murid.

"Artinya mereka bisa lima bahasa. Untuk pendidikan, pemerintah memahami  kami dengan sangat baik. Kami mengajar murid tidak hanya soal pelajaran,  tapi apa yang kelak mereka bisa lakukan untuk Thailand," pungkas Luzan.

Luzan  kemudian mengaku sekolahnya memiliki hubungan akrab dengan  lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia dari tingkat SD dan perguruan  tinggi. Attarkiah Islamiah Institute mengadakan kerja sama pertukaran  pelajar di tingkat SD dan SMA.

Dengan universitas di Indonesia, lanjut Luzan, bentuk kerja sama adalah  menyediakan slot mahasiswa Indonesia untuk kuliah kerja nyata (KKN)  sebagai pengajar. "Kami memiliki banyak MoU dengan lembaga pendidikan di  Jakarta, Bandung, Malang, Surabaya, Pekanbaru, Bogor," jelas Luzan.

Untuk  menunjukkan keakrabannya dengan Indonesia, murid-murid Attarkiah  Islamiah Institute mempertontonkan kemampuan pencak silat dan  menyanyikan lagu adat Batak berjudul 'Sik Sik Sibatumanikam' dengan  formasi paduan suara. (detik.com)

Share: