Pemulihan dari pandemi juga diprediksi akan meningkatkan ekspor beras Thailand pada 2022 menjadi 9 juta ton,
Selama dua tahun terakhir, produksi beras Thailand telah terkena dampak kekeringan. Tetapi belakangan tampaknya pulih kembali dengan peningkatan produksi yang diharapkan sebesar 12% pada tahun 2021-22, menurut laporan Jaringan Informasi Pertanian Global (GAIN) dari Departemen Pertanian AS (USDA).
Produksi beras Thailand pada tahun pemasaran 2021-22 diproyeksikan menjadi 21 juta ton dibandingkan dengan 18,8 juta ton pada tahun pemasaran sebelumnya. Tingkat konsumsi diperkirakan akan sedikit meningkat karena industri hotel dan restoran pulih dari wabah COVID-19.
Produksi beras Thailand pada tahun pemasaran 2021-22 diproyeksikan menjadi 21 juta ton.
Pemulihan dari pandemi juga diperkirakan akan meningkatkan ekspor beras Thailand pada tahun 2022 menjadi 9 juta ton, naik 29% dibandingkan tahun 2021.
USDA memperkirakan produksi jagung pada tahun pemasaran 2021-22 turun 2% karena petani beralih ke tanaman yang lebih menguntungkan, singkong. Produksi jagung Thailand pada tahun pemasaran 2020-21 tetap tidak berubah pada 5,6 juta ton.
Penurunan produksi komoditas dalam negeri diperkirakan akan menurunkan tingkat konsumsi jagung pada tahun pemasaran 2021-22. Ekspor jagung diperkirakan akan menyusut menjadi total 20.000 ton pada tahun pemasaran 2021-22.
Produksi gandum di Thailand sangat minim karena kondisi cuaca yang tidak mendukung dan perkembangan benih yang terbatas. Meningkatnya permintaan untuk penggilingan dan pakan gandum diantisipasi untuk meningkatkan tingkat konsumsi pada tahun pemasaran 2021-22 sebesar 3%.
Sejalan dengan pemulihan ekonomi yang diharapkan, USDA memperkirakan impor gandum Thailand untuk tahun pemasaran 2021-22 menjadi 3,1 juta ton.