Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengutuk serangan pada PM Slovakia.
Perdana Menteri Hailand Srettha Thavisin mengecam serangan terhadap Perdana Menteri Slovakia Roberto Fico. Pernyataan PM Thailand berusia 62 tahun ini dirilis di platform media sosial X. Srettha mengaku terkejut dan mengcaman atas serangan kekerasan tersebut, memperkuat sikapnya dalam solidaritas dengan rakyat Slovakia dan komunitas internasional.
“Kami terkejut dengan serangan terhadap Perdana Menteri Robert Fico. Kami mengutuk tindakan kekerasan tersebut dan menyatakan solidaritas dengan komunitas internasional dan masyarakat Slovakia. Pikiran kami tertuju pada Perdana Menteri Fico dan keluarganya pada saat kritis ini.”
Komentar perdana menteri kelahiran Bangkok ini menyusul insiden mengejutkan pada pukul 14.30 waktu setempat (19.30 waktu Thailand), ketika PM Slovakia terluka parah dalam penembakan di kota kecil Handlova, yang terletak sekitar 180 kilometer (112 mil) timur laut kota tersebut. ibu kotanya, Bratislava.
Saat itu, Fico sedang menyapa orang-orang di luar pusat komunitas budaya tempat pertemuan pemerintah sebelumnya. Rekaman dari tempat kejadian menunjukkan seorang pria mengangkat senjata dan melepaskan lima tembakan ke arah perdana menteri sebelum ditundukkan oleh petugas keamanan Fico, lapor BBC.
Perdana menteri dilarikan ke mobilnya dan diterbangkan ke rumah sakit di Banska Bystrica untuk perawatan darurat.
Menteri Pertahanan Robert Kalinak membenarkan bahwa Fico telah menjalani operasi selama lebih dari tiga jam, awalnya menggambarkan situasinya buruk, namun kemudian diketahui berada dalam kondisi stabil setelah operasi berhasil.
Motivasi politik
Tersangka penyerang yang dilaporkan adalah seorang penulis dan aktivis politik berusia 71 tahun, langsung ditahan di tempat kejadian. Menteri Dalam Negeri Matus Sutaj Estok menyatakan informasi awal menunjukkan adanya motivasi politik atas penyerangan tersebut, karena Fico ditembak di bagian perut.
Menurut kanal berita Slovakia, orang yang bertanggung jawab atas penembakan itu sebelumnya bekerja sebagai penjaga keamanan di sebuah pusat perbelanjaan. Laporan menunjukkan dia adalah seorang penulis yang telah menerbitkan tiga koleksi puisi dan tergabung dalam Perkumpulan Penulis Slovakia.
Putra pria bersenjata tersebut dikutip menyatakan bahwa ayahnya secara sah memiliki izin kepemilikan senjata tetapi dia tidak mengetahui motif dan tindakan ayahnya yang mengarah pada serangan tersebut, lapor Aktuality.sk.
“Saya sama sekali tidak tahu apa maksud ayah saya, apa yang dia rencanakan, apa yang terjadi.”
Penembakan tersebut dikutuk secara luas sebagai serangan terhadap demokrasi oleh para pemimpin Slovakia, termasuk Presiden Zuzana Caputova dan Presiden terpilih Peter Pellegrini.
Mereka menyalahkan penyebaran ujaran kebencian di media sosial dan retorika politik yang memecah-belah sebagai penyebab terjadinya kekerasan tersebut.
Menabur kebencian
Serangan terhadap Fico, yang kembali berkuasa September lalu sebagai pemimpin koalisi populis-nasionalis, telah mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh Slovakia.
Kebijakan kontroversialnya baru-baru ini, termasuk menghentikan bantuan militer ke Ukraina dan rencana untuk menghapuskan lembaga penyiaran publik RTVS, telah memicu protes luas.
Para pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin, mengutuk keras tindakan kekerasan yang mengerikan tersebut dan menyatakan solidaritasnya dengan Slovakia selama krisis ini.