>Rusia Melangkah Maju ke dalam Ukraina, Laporan Sebut 90.000 Tentara Tewas pada 2025
>Rusia telah merebut hampir 5.000 kilometer persegi (1.930 mil persegi) wilayah Ukraina tahun ini.
>Putin mengatakan Moskow memegang 'inisiatif strategis' sementara Ukraina meningkatkan serangannya terhadap fasilitas gas Rusia.
Moskow, Suarathailand- Pasukan Rusia terus maju ke Ukraina selama seminggu terakhir dan mengklaim telah merebut delapan desa di sepanjang garis depan yang kini panjangnya 1.250 km (780 mil).
"Saat ini, angkatan bersenjata Rusia sepenuhnya memegang inisiatif strategis," ujar Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan para komandan militer pada hari Selasa, yang menandai ulang tahunnya yang ke-73, seperti dilaporlan Al-jazeera.
Dari utara ke selatan, menurut Kementerian Pertahanan Rusia, Ukraina menyerahkan Otradnoye di wilayah Kharkiv, Mayskoye, Siversk Maly, Kuzminovka dan Fedorovka di Donetsk, Verbovoye di Dnipropetrovsk, serta dua desa di Zaporizhia, Novovasylivka dan Novohryhorivka.
Putin mengklaim bahwa pasukan Rusia telah merebut hampir 5.000 kilometer persegi (1.930 mil persegi) wilayah Ukraina tahun ini.
Pada 25 September, Institute for the Study of War, sebuah lembaga kajian yang berbasis di Washington, secara independen menilai angka sebenarnya mendekati 3.434 km persegi (1.325 mil persegi).
Putin juga mengatakan pasukan Rusia menguasai dua pertiga wilayah Kupiansk, sebuah kota di wilayah Kharkiv utara. ISW menilai pendudukan Rusia mencapai 14 persen dari wilayah kota tersebut.
Klaim teritorial Putin untuk tahun 2025 mewakili kurang dari 1 persen wilayah Ukraina dan telah menelan biaya yang sangat besar.
Pada hari Senin, "I Want to Live", sebuah inisiatif pemerintah Ukraina yang menawarkan jalur aman bagi tentara Rusia jika mereka menyerah, menyatakan bahwa 281.550 tentara Rusia tewas, terluka, atau hilang dalam pertempuran dalam delapan bulan pertama tahun 2025, berdasarkan dokumen militer Rusia yang bocor.
Dari jumlah tersebut, 86.744 orang dipastikan tewas, tetapi hampir 34.000 orang hilang dan kemungkinan tewas.
Kerugian tersebut sebanding dengan kerugian pasukan Rusia yang menyerbu Polandia dan Prusia pada tahun 1939, menurut inisiatif tersebut, tetapi "para jenderal Rusia modern ... tidak dapat merebut Pokrovsk selama beberapa tahun."
Al Jazeera tidak dapat memverifikasi jumlah korban jiwa tersebut. Baik Rusia maupun Ukraina tidak secara teratur mengumumkan jumlah pasukan mereka yang tewas.
Pokrovsk, dengan populasi sebelum perang sebesar 60.000 jiwa, adalah sebuah kota di Donetsk yang telah coba direbut Rusia selama lebih dari setahun.
Hanya 17 km (11 mil) barat laut Pokrovsk terletak Dobropillia, yang baru-baru ini coba direbut pasukan Rusia sebagai bagian dari gerakan pengepungan dari utara.
Sebaliknya, komando Ukraina mengatakan, mereka justru terdesak mundur, kehilangan 178 km persegi (69 mil persegi) dan setidaknya 3.500 personel sejak akhir Agustus.
Perang udara yang terus berubah
Dari 2 hingga 8 Oktober, Rusia menyerang kota-kota besar di belakang garis depan, menerbangkan 1.523 drone dan 93 rudal ke wilayah udara Ukraina.
Lima orang tewas pada hari Sabtu ketika hampir 500 drone mengacaukan pertahanan udara, cukup untuk membiarkan satu rudal balistik dan 13 rudal jelajah melewatinya.
Dua malam sebelumnya, terjadi serangan gabungan besar lainnya.
“Kami hanya berhasil menembak jatuh setengah dari rudal-rudal itu,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Ukraina mencatat telah menghancurkan lebih dari 10.000 rudal dan drone pada bulan September.
Namun, para analis mencatat tingkat penetrasi rudal balistik yang lebih tinggi dari biasanya. Rudal-rudal tersebut sulit dicegat karena kecepatan terminalnya, tetapi rudal Patriot telah menghancurkan banyak di antaranya di masa lalu.
Dalam seminggu terakhir, Ukraina hanya menghentikan satu dari 14 rudal, dan tiga dari 21 rudal sepanjang bulan September.
Financial Times melaporkan bahwa tingkat pencegatan rudal balistik Ukraina telah turun dari 37 persen pada bulan Agustus menjadi 6 persen pada bulan Oktober.