Microsoft tidak menyebutkan kedutaan mana yang menjadi target kampanye/spionase Badan Keamanan Rusia.
	
Microsoft mengatakan kampanye spionase siber "berisiko tinggi" bagi kedutaan besar asing, diplomat, dan kelompok lain di Moskow.
	
AS, Suarathailand- Microsoft menuduh salah satu unit spionase siber utama pemerintah Rusia menyebarkan malware terhadap kedutaan besar dan organisasi diplomatik di Moskow dengan memanfaatkan penyedia layanan internet lokal.
Dalam sebuah postingan blog pada hari Kamis, Microsoft Threat Intelligence mengatakan kampanye oleh Dinas Keamanan Federal Rusia yang juga dikenal sebagai FSB, "telah berlangsung setidaknya sejak tahun 2024".
Upaya tersebut "berisiko tinggi bagi kedutaan besar asing, entitas diplomatik, dan organisasi sensitif lainnya yang beroperasi di Moskow, terutama bagi entitas yang mengandalkan penyedia internet lokal", kata Microsoft.
Analisis tersebut mengonfirmasi untuk pertama kalinya bahwa FSB melakukan spionase siber di tingkat ISP, menurut temuan Microsoft.
"Ini berarti bahwa personel diplomatik yang menggunakan ISP lokal atau layanan telekomunikasi di Rusia kemungkinan besar menjadi target [kampanye] dalam layanan tersebut," demikian bunyi postingan blog tersebut.
Microsoft melacak dugaan kampanye spionase siber FSB yang pada bulan Februari menargetkan kedutaan besar asing yang tidak disebutkan namanya di Moskow.
Aktivitas FSB memfasilitasi pemasangan pintu belakang khusus pada komputer yang ditargetkan, yang dapat digunakan untuk memasang malware tambahan, serta mencuri data, kata Microsoft.
Temuan ini muncul di tengah meningkatnya tekanan dari Washington agar Moskow menyetujui gencatan senjata dalam perangnya di Ukraina dan janji dari negara-negara NATO untuk meningkatkan anggaran pertahanan di tengah kekhawatiran mereka sendiri tentang Rusia.
Microsoft tidak menyebutkan kedutaan mana yang menjadi target kampanye FSB.
Departemen Luar Negeri AS, serta diplomat Rusia, tidak menanggapi permintaan komentar dari kantor berita Reuters.
Rusia membantah melakukan operasi spionase siber. Tidak ada komentar langsung dari Moskow mengenai laporan Microsoft pada hari Kamis.
Unit peretasan yang terkait dengan aktivitas tersebut, yang dilacak Microsoft sebagai "Secret Blizzard" dan dikategorikan oleh pihak lain sebagai "Turla", telah meretas pemerintah, jurnalis, dan pihak lain selama hampir 20 tahun, kata pemerintah AS pada Mei 2023.
 
 
                            
                    



