Tragis, Korban Tewas Kebakaran Apartemen Hong Jadi 94 Orang, Pencarian Korban Berlanjut

Hingga Jumat dini hari, petugas pemadam kebakaran sebagian besar telah berhasil mengendalikan kobaran api yang berkobar selama lebih dari 24 jam.


Hong Kong, Suarathailand- Polisi Hong Kong menangkap para petinggi sebuah perusahaan konstruksi atas dugaan pembunuhan pada hari Kamis terkait kebakaran terburuk di kota itu dalam hampir 80 tahun, menewaskan sedikitnya 94 orang, dengan puluhan lainnya dinyatakan hilang.

Hingga Jumat dini hari, petugas pemadam kebakaran sebagian besar telah berhasil mengendalikan kobaran api yang berkobar selama lebih dari 24 jam, yang menghanguskan kompleks perumahan Wang Fuk Court di distrik utara Tai Po. Perumahan tersebut sedang direnovasi dan dibalut dengan perancah bambu dan jaring hijau.

Sebagian besar korban ditemukan di dua blok gedung tinggi di kompleks delapan menara tersebut, kata Wakil Direktur Dinas Pemadam Kebakaran Derek Armstrong Chan.

Ia mengatakan petugas pemadam kebakaran menemukan penghuni yang masih hidup di beberapa gedung, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut. South China Morning Post melaporkan bahwa satu korban selamat ditemukan di tangga salah satu gedung.

Tim penyelamat berjuang melawan panas yang menyengat, asap tebal, dan reruntuhan perancah serta puing-puing saat mereka berjuang untuk menjangkau warga yang dikhawatirkan terjebak di lantai atas kompleks.

"Kami memperkirakan api akan padam sepenuhnya malam ini," kata Chan. "Kami akan terus menyiram air untuk menurunkan suhu," tambahnya.

Seorang perempuan yang putus asa sambil membawa foto kelulusan putrinya mencari anaknya di luar sebuah tempat penampungan, salah satu dari delapan tempat penampungan yang menurut pihak berwenang menampung 900 warga.

Hong Kong mendekati akhir misi pencarian dan penyelamatan karena korban kebakaran menara meningkat menjadi 94 orang

"Dia dan ayahnya masih belum keluar," kata perempuan berusia 52 tahun itu, yang hanya menyebutkan nama belakangnya, Ng, sambil terisak. "Mereka tidak punya air untuk menyelamatkan gedung kami."

Polisi menangkap dua direktur dan seorang konsultan teknik dari Prestige Construction, sebuah perusahaan yang dikontrak untuk melakukan pemeliharaan gedung-gedung tersebut. Polisi mengatakan mereka yang ditangkap dicurigai melakukan pembunuhan karena menggunakan material yang tidak aman.

"Kami punya alasan untuk meyakini bahwa pihak-pihak yang bertanggung jawab di perusahaan sangat lalai, yang menyebabkan kecelakaan ini dan menyebabkan api menyebar tak terkendali, yang mengakibatkan banyak korban jiwa," ujar Inspektur Polisi Eileen Chung. Prestige tidak menjawab panggilan telepon berulang kali untuk dimintai komentar.

Polisi menyita dokumen lelang, daftar karyawan, 14 komputer, dan tiga ponsel dalam penggerebekan di kantor perusahaan, tambah pemerintah.

Share: