Kardinal Tertinggi Vatikan Sebut Israel Lakukan Pembantaian di Gaza

Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 67.000 orang di Gaza, sebagian besar warga sipil, menurut otoritas kesehatan Gaza.


Vatikan, Suarathailand- Diplomat tertinggi Vatikan mengkritik tajam "pembantaian berkelanjutan" Israel di Gaza dalam komentar yang dipublikasikan pada hari Senin - salah satu kecaman terkeras Gereja Katolik atas perang Israel melawan kelompok militan Hamas.

Dalam sebuah wawancara yang berkaitan dengan peringatan dua tahun serangan Hamas terhadap komunitas Israel pada 7 Oktober 2023, Kardinal Pietro Parolin juga menyebut serangan tersebut "tidak manusiawi dan tidak dapat dipertahankan" dan mendesak Hamas untuk membebaskan para sandera yang tersisa.

"Mereka yang diserang memiliki hak untuk membela diri, tetapi pembelaan yang sah sekalipun harus menghormati prinsip proporsionalitas," kata Parolin, sekretaris negara Vatikan dan salah satu deputi tertinggi Paus Leo.

"Perang yang dilancarkan oleh tentara Israel untuk melenyapkan Hamas mengabaikan fakta bahwa mereka menargetkan populasi yang sebagian besar tidak berdaya, yang sudah terdesak, di daerah di mana bangunan dan rumah telah menjadi puing-puing," katanya.

"Jelas bahwa komunitas internasional, sayangnya, tidak berdaya dan negara-negara yang benar-benar mampu memberikan pengaruh sejauh ini gagal bertindak untuk menghentikan pembantaian yang sedang berlangsung," ujar Parolin kepada media Vatikan.

Vatikan, yang memiliki kedutaan besar di banyak ibu kota, biasanya menggunakan bahasa yang hati-hati dalam menangani konflik, lebih memilih untuk menghindari liputan pers dan beroperasi di balik layar.

Namun Leo, yang terpilih pada bulan Mei setelah wafatnya Paus Fransiskus, telah meningkatkan kritik terhadap kampanye Israel di Gaza.

Ia telah mendesak Israel untuk menerima lebih banyak bantuan dan mengangkat isu Gaza dalam pertemuan dengan Presiden Israel Isaac Herzog pada bulan September.

Parolin menambahkan: "Tidaklah cukup hanya mengatakan bahwa apa yang terjadi tidak dapat diterima dan kemudian terus membiarkannya terjadi.

"Kita harus secara serius bertanya pada diri sendiri tentang legitimasi ... untuk terus memasok senjata yang digunakan terhadap warga sipil." Ia tidak menyebutkan nama negara mana pun.

Israel menyerang Gaza setelah serangan yang dipimpin Hamas pada tahun 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 orang, menurut penghitungan Israel.

Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 67.000 orang di Gaza, sebagian besar warga sipil, menurut otoritas kesehatan Gaza. (Foto: Dok anak Gaza tewas diserang Israel)

Share: