Menteri Luar Negeri Sihasak Phuangketkeow menegaskan kembali empat syarat Thailand untuk perdamaian sejati dengan Kamboja.
Kamboja, Suarathailand- Kamboja telah mengirimkan surat kepada Angkatan Darat Pertama Thailand yang meminta penangguhan pembersihan ranjau darat hari ini di Nong Chan dan Nong Ya Kaeo. Kamboja mengklaim ketidakkonsistenan dengan semangat perjanjian GBC dan menyatakan bahwa keputusan akhir harus datang dari otoritas yang lebih tinggi.
Menteri Luar Negeri Thailand Sihasak Phuangketkeow menegaskan kembali empat syarat untuk perdamaian sejati dengan Kamboja.
Setelah Pusat Operasi Area Angkatan Darat Pertama mengeluarkan klarifikasi mengenai surat resminya kepada Brigade Infanteri ke-51 Kamboja tentang operasi pembersihan ranjau darat di Ban Nong Chan dan Ban Nong Ya Kaeo, Provinsi Sa Kaeo pada 10 Oktober 2025, sebuah pernyataan baru dari militer Thailand telah kembali menarik perhatian di dunia maya.
Halaman Facebook resmi “Tentara Kerajaan Thailand – Pembaruan” mengunggah pesan yang menyatakan:
“Ban Nong Chan dan Ban Nong Ya Kaeo berada di bawah kedaulatan Thailand. #DukungTentaraThailand #PertahankanKedaulatan.”
Unggahan tersebut muncul setelah Kamboja dilaporkan mengirimkan surat resmi kepada Wilayah Angkatan Darat Pertama, meminta Thailand untuk menangguhkan rencana pembersihan ranjau, dengan alasan bahwa hal tersebut tidak sejalan dengan semangat perjanjian Komite Perbatasan Umum (GBC) dan harus menunggu keputusan tingkat yang lebih tinggi.
Pernyataan tersebut memicu gelombang reaksi dari netizen Thailand, dengan komentar seperti:
"Mengapa kami harus meminta izin di tanah kami sendiri?",
"Tentara harus bertindak, ini tanah Thailand," dan
"Jika Thailand menyetujui persyaratan Kamboja, semuanya berakhir."
Banyak pengguna mengungkapkan rasa frustrasi atas apa yang mereka anggap sebagai tantangan terhadap kedaulatan Thailand.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Sihasak Phuangketkeow mengatakan kepada wartawan di Gedung Pemerintah pada hari Jumat (10 Oktober) bahwa Presiden AS Donald Trump telah mengirimkan surat kepada Perdana Menteri Anutin Charnvirakul, yang menyatakan kesediaannya untuk membantu memediasi situasi perbatasan Thailand-Kamboja.
Sihasak mengatakan Thailand menyambut baik gestur tersebut, tetapi menekankan bahwa setiap inisiatif perdamaian harus menghormati empat syarat utama negara, yang telah diuraikan sebelumnya oleh Anutin. Syarat-syarat tersebut meliputi:
-Penarikan senjata berat untuk menjamin keselamatan warga negara Thailand
-Pembersihan ranjau darat
-Tindakan terhadap penipu lintas batas
-Penanganan pemukim Kamboja yang telah melanggar batas wilayah Thailand
Ketika ditanya tentang langkah selanjutnya, menteri tersebut mengatakan diskusi telah dilakukan dan saluran komunikasi aktif. "Thailand telah dengan jelas menyampaikan prioritasnya dan berharap untuk segera melihat kemajuan konkret," ujarnya, seraya menegaskan kembali peran Kementerian Luar Negeri dalam koordinasi diplomatik.
Sihasak menambahkan bahwa pada Jumat sore, ia juga akan bertemu dengan investor sektor swasta Thailand yang beroperasi di Kamboja untuk membahas implikasi dari situasi saat ini dan langkah-langkah yang mungkin diambil selanjutnya.