Kamboja didesak menghentikan provokasi tertentu, seperti menyebarkan disinformasi dan memobilisasi pasukan, jika benar-benar menginginkan perdamaian.
.
Bangkok, Suarathailand- Juru bicara militer Thailand, Winthai Suvaree, menyebut Kamboja melanggar gencatan senjata dengan provokasi, termasuk menyebarkan ranjau darat dan menggunakan drone mata-mata.
Winthai mendesak Kamboja untuk menghentikan provokasi tertentu, seperti menyebarkan disinformasi dan memobilisasi pasukan, jika benar-benar menginginkan perdamaian.
Ia membantah klaim Kamboja tentang korban terkait 18 tentara yang ditahan, dengan menyatakan bahwa mereka diperlakukan secara manusiawi berdasarkan hukum internasional.
Tentara Thailand membantah klaim Kamboja atas pelanggaran gencatan senjata.
Juru bicara Angkatan Darat Kerajaan Thailand, Mayor Jenderal Winthai Suvaree, mengatakan Kamboja harus berhenti menggambarkan dirinya sebagai korban dalam konflik perbatasan yang sedang berlangsung dan sebaliknya menghentikan semua provokasi yang melanggar perjanjian gencatan senjata.
Winthai menanggapi konferensi pers pada hari Kamis oleh juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, yang menuduh bahwa Thailand terus melanggar gencatan senjata yang disepakati dalam pertemuan Komite Perbatasan Umum di Malaysia.
Maly mengatakan Kamboja telah mematuhi gencatan senjata dengan ketat dengan tidak menyebarkan informasi palsu atau terdistorsi, dan ia mendesak Thailand untuk melakukan hal yang sama guna menciptakan suasana yang kondusif bagi negosiasi perdamaian dan pemulihan hubungan bilateral. Ia juga mendesak Thailand untuk membebaskan 18 tentara Kamboja yang ditahan di wilayah Thailand.
Thailand menuduh Kamboja melanggar ketentuan gencatan senjata
Winthai membantah bahwa Kamboja, bukan Thailand, yang berulang kali melanggar gencatan senjata melalui tindakan-tindakan termasuk penempatan ranjau darat PMN-2 terhadap pasukan Thailand dan penggunaan pesawat tanpa awak untuk memata-matai wilayah Thailand.
Ia mengutip sebuah insiden pada 19 Agustus ketika seorang tentara Kamboja mengganggu inspeksi oleh Tim Pengamat Sementara ASEAN di Chong An Ma di Ubon Ratchathani, menyebutnya sebagai bukti lebih lanjut dari provokasi Kamboja. Seruan bagi Kamboja untuk mengakhiri provokasi
Winthai menekankan bahwa jika Kamboja benar-benar menginginkan perdamaian, negara harus:
-Menghentikan penggunaan ranjau darat PMN-2 untuk serangan rahasia terhadap tentara Thailand
-Menghentikan penyebaran disinformasi melalui jalur negara dan swasta
-Menghentikan provokasi terhadap pasukan Thailand dan menghasut warga Kamboja untuk protes
-Menghentikan mobilisasi pasukan di sepanjang perbatasan
-Menghentikan pelanggaran wilayah udara Thailand dengan drone
Perlakuan terhadap tentara Kamboja yang ditahan
Winthai juga menolak upaya Kamboja untuk membingkai dirinya sebagai korban atas 18 tentara yang ditahan, dengan mengatakan bahwa Thailand telah memperlakukan mereka sesuai dengan Konvensi Jenewa dan hukum humaniter internasional.
Ia menambahkan bahwa Thailand bahkan telah mengizinkan perwakilan dari Komite Palang Merah Internasional (ICRC) untuk memantau kondisi pasukan yang ditahan guna memastikan transparansi dan perlakuan yang manusiawi.