Proyek Kanal Funan Techo, yang bernilai sekitar $1,7 miliar (Rp30 triliun), mulai dibangun pada tanggal 5 Agustus 2024.
Kamboja, Suarathailand- Wakil Perdana Menteri Thailand Sun Chanthol, ketua Komisi Khusus untuk proyek pembangunan Kanal Funan Techo, telah mengonfirmasi bahwa proyek tersebut tetap berjalan sesuai rencana. Hal ini menepis laporan media internasional yang menyebut adanya penundaan yang disebabkan oleh masalah keuangan di pihak Tiongkok.
Berbicara kepada pers pada tanggal 27 November, Chanthol, yang juga menjabat sebagai wakil presiden pertama Dewan Pembangunan Kamboja (CDC), mengungkapkan komisi tersebut bertemu dengan investor Tiongkok pada tanggal 19 November untuk meninjau studi yang dilakukan selama dua tahun terakhir
Ia menyatakan pihak Tiongkok telah "100 persen setuju" dengan hasil studi kelayakan, seperti dolaporkan TheNation.
Pernyataan tersebut menyusul laporan oleh media internasional Reuters yang menyatakan proyek pembangunan kanal tersebut menghadapi kemunduran keuangan karena penarikan dana Tiongkok.
Mengutip sumber anonim yang terkait dengan China Road and Bridge Corporation (CRBC), yang berinvestasi dalam proyek tersebut, dan pihak lain yang terlibat, laporan tersebut mengklaim bahwa Tiongkok belum memberikan komitmen dana untuk proyek tersebut dan telah mengkritik Kamboja karena sebelumnya mengumumkan dukungan keuangan Tiongkok.
Chanthol memberikan tanggapan tegas terhadap klaim tersebut.
“Ada empat tipe orang: mereka yang berkata, mereka yang melakukan, mereka yang menonton, dan mereka yang mengkritik. Para jurnalis yang menulis laporan itu tampaknya telah berbicara kepada para pengamat dan kritikus. Mengapa tidak bertanya kepada mereka yang mengerjakan proyek tersebut tentang kemajuan proyek?” katanya.
Proyek Kanal Funan Techo, yang bernilai sekitar $1,7 miliar (Rp30 triliun), mulai dibangun pada tanggal 5 Agustus dan telah dibangun selama hampir tiga bulan.
Chanthol menyatakan selama ini, kemajuan signifikan telah dicapai, Kamboja juga memperoleh persetujuan dari Komisi Sungai Mekong, setelah mengonfirmasi bahwa proyek tersebut tidak menimbulkan risiko lingkungan bagi Kamboja atau Vietnam.
“Apa selanjutnya? Kami sekarang sedang merundingkan perjanjian konsesi dan berusaha untuk segera menyelesaikannya,” jelasnya.
Menurut wakil perdana menteri, beberapa keterlambatan dalam kemajuan kanal disebabkan oleh musim hujan, yang mempersulit pekerjaan pengukuran dan survei. Selain itu, pemerintah telah bekerja sama dengan beberapa perusahaan untuk mempelajari dan mengatasi potensi dampak terhadap masyarakat setempat.
“Proyek ini akan selesai sesuai rencana, sebagaimana yang dinyatakan Perdana Menteri Hun Manet dalam upacara peletakan batu pertama pada tanggal 5 Agustus. Akan tetapi, sementara beberapa pihak berkontribusi terhadap pekerjaan, yang lain hanya mengaduk-aduk air dan bahkan buang air kecil di perahu,” katanya, tentang kritik terhadap proyek tersebut.