Jerman Tidak akan Mengakui Negara Palestina Sampai Negosiasi Selesai

Mengingat tanggung jawab historisnya atas Holocaust, Jerman telah menjadikan dukungan bagi Negara Israel sebagai landasan kebijakan luar negerinya.


Berlin, Suarathailand- Jerman menegaskan kembali posisinya bahwa mereka tidak akan mengakui negara Palestina sampai Israel dan Palestina merundingkan solusi dua negara.

Komentar tersebut muncul menjelang sidang umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, saat Prancis akan menjadi negara terbaru yang mengakui negara Palestina, setelah Australia, Inggris, Kanada, dan Portugal, yang melakukannya pada hari Minggu.

Pengakuan ini bertujuan untuk meningkatkan tekanan terhadap Israel atas kampanyenya di Gaza, yang telah menewaskan puluhan ribu orang, menghancurkan sebagian besar wilayah kantong tersebut, dan menuai kecaman keras dari sekutu Israel.

Pemerintah Israel mengatakan bahwa mengakui negara Palestina merupakan imbalan bagi Hamas dan serangannya pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel.

Saat bertolak menuju PBB di New York, Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul mengatakan bahwa "solusi dua negara yang dinegosiasikan adalah jalan yang memungkinkan warga Israel dan Palestina hidup dalam damai, aman, dan bermartabat."

"Bagi Jerman, pengakuan negara Palestina lebih terasa di akhir proses. Namun proses ini harus dimulai sekarang," ujarnya.

Mengingat tanggung jawab historisnya atas Holocaust, Jerman telah menjadikan dukungan bagi Negara Israel sebagai landasan kebijakan luar negerinya.

Namun, Berlin semakin kritis terhadap kampanye Israel di Gaza dan dampaknya terhadap warga sipil Palestina dalam beberapa bulan terakhir seiring memburuknya situasi kemanusiaan, dengan PBB menyatakan bencana kelaparan di beberapa wilayah pesisir tersebut.

Lebih dari 140 pemimpin dunia akan hadir di New York minggu ini untuk menghadiri pertemuan puncak tahunan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang akan didominasi oleh pertanyaan tentang masa depan Palestina.

Share: