Israel Bunuh 45 Warga Palestina Saat Trump Ajukan Proposal Gencatan Senjata

Tidak ada jeda bagi warga Palestina yang terpaksa mengungsi dari Kota Gaza di bawah pemboman hebat Israel.


Gaza, Suarathailand- Penghancuran tanpa henti Israel di Gaza dan penargetan penduduk sipil Palestina tidak menunjukkan tanda-tnda akan mereda, dengan sedikitnya 45 orang tewas dalam serangan sejak fajar, sementara penerimaan Hamas terhadap rencana gencatan senjata Amerika Serikat untuk mengakhiri perang genosida dua tahun tersebut masih belum pasti.

Dua rudal menghantam Sekolah Al-Falah pada hari Rabu, yang telah diubah menjadi tempat penampungan bagi ratusan pengungsi di lingkungan Zeitoun di timur Kota Gaza, tempat Israel telah memperluas invasi daratnya di samping pemboman udara yang hebat.

Ketika kru Pertahanan Sipil Palestina bergegas ke lokasi kejadian, serangan lain melukai banyak dari mereka secara kritis, termasuk Munther Al-Dahshan, yang kemudian dipastikan meninggal dunia akibat luka-lukanya.

"Saksi mata melaporkan bahwa ketika tim pertahanan sipil bergegas ke lokasi dan mencoba mengeluarkan orang-orang dari reruntuhan, serangan besar-besaran menargetkan mereka, yang mengakibatkan cedera kritis," lapor Ibrahim al-Khalili dari Al Jazeera dari Kota Gaza.

Sumber medis di Rumah Sakit Al-Ahli Arab sebelumnya mengatakan kepada Al Jazeera bahwa enam orang tewas dan lainnya terluka dalam serangan itu.

Tujuh orang lainnya tewas dan banyak yang terluka dalam serangan Israel lainnya terhadap sebuah rumah di lingkungan Daraj di timur Kota Gaza.

Tiga puluh empat dari 45 korban Palestina terbaru tewas di Kota Gaza, sumber mengatakan kepada Al Jazeera.

Pengeboman terus-menerus di Kota Gaza telah meratakan pusat kota terbesar di wilayah itu, menewaskan puluhan orang setiap hari, menghancurkan banyak bangunan tempat tinggal dan sekolah, dan memaksa puluhan ribu warga Palestina melarikan diri ke selatan menuju nasib yang tidak diketahui, yang seringkali menjadi sasaran dalam perjalanan.

Akibat meningkatnya permusuhan, Komite Internasional Palang Merah (ICRC) menyatakan pada hari Rabu bahwa mereka telah menangguhkan sementara operasi di Kota Gaza, sama seperti yang dilakukan LSM Dokter Lintas Batas (MSF) minggu lalu.

"ICRC akan terus berupaya memberikan dukungan kepada warga sipil di Kota Gaza, kapan pun keadaan memungkinkan, dari kantor kami di Deir al-Balah dan Rafah, yang masih beroperasi penuh," demikian pernyataan ICRC.

Share: