Skema itu tercantum dalam dokumen notulensi rapat jaringan NII yang ditemukan Densus 88 pasca penangkapan 16 tersangka di wilayah Sumatera Barat.
Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar menyatakans alah satu cara yang disiapkan oleh kelompok Negara Islam Indonesia (NII) untuk melengserkan pemerintah sebelum pemilu 2024 adalah dengan membuat kekacauan di Indonesia.
Skema itu tercantum dalam dokumen notulensi rapat jaringan NII yang ditemukan oleh Densus 88 pasca penangkapan 16 tersangka di wilayah Sumatera Barat beberapa waktu lalu.
Selain itu, para tersangka juga memberikan keterangan serupa saat diperiksa penyidik.
Aswin Siregar menuturkan kelompok ini mencoba mengacaukan negara seperti yang terjadi masa Orde Baru pada 1998 yang berujung pada kejatuhan Presiden Soeharto.
“Salah satu yang mereka sampaikan adalah mereka akan buat kekacauan atau chaos seperti 1998,” kata Aswin.
Tapi, Aswin menolak memperlihatkan dokumen notulensi rapat NII itu.
Dia pun belum dapat merinci kapan dan dimana pertemuan-pertemuan NII itu gencar dilakukan. Aswin hanya menjelaskan pengungkapan jaringan NII di beberapa wilayah yang dilakukan belakangan ini merupakan penyidikan baru yang dilakukan oleh Detasemen 88 yang berlambang burung hantu itu.
Polisi juga tak bisa serta merta mempercayai keterangan ataupun dokumen-dokumen yang didapat tanpa memiliki bukti pembanding lainnya.
“Kami masih mendalami apa yang mereka maksudkan. Ini merupakan keterangan-keterangan awal di penyidikan,” kata Aswin.
Dia menuturkan, penangkapan terhadap para tersangka teroris NII itu merupakan bentuk pencegahan sebelum terjadi tindakan terorisme di Indonesia.
Menurut dia, jaringan teroris NII ini kerap melakukan perekrutan dari tingkat pusat ke tingkat di daerah. (antara, cnnindo)